Perkebunan kakao dan Omah Kakao di Kabupaten Gunung Kidul. (IDN Times/Trio Hamdani)
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) juga turut mendukung pertumbuhan ekonomi desa melalui program Desa Devisa. Program ini merupakan langkah strategis LPEI untuk mengembangkan komoditas unggulan desa agar bisa bersaing di pasar global. Melalui program tersebut, LPEI memberikan pelatihan manajemen ekspor, pendampingan akses pasar, peningkatan kapasitas produksi, dan bantuan sertifikasi organik.
Desa Nglanggeran dikenal sebagai penghasil kakao dengan lahan perkebunan seluas 10,2 hektar yang mampu memproduksi hingga 10 ton kakao per tahun. Masyarakat desa telah berhasil menghasilkan berbagai produk turunan kakao, termasuk kakao fermentasi, kakao bar, dan kakao nibs.
“Kegiatan ini dilandasi harapan dapat membantu Desa Devisa Gunungkidul untuk memperluas akses pasar ekspor, meningkatkan kapasitas produksi, serta memenuhi persyaratan sertifikasi yang dibutuhkan oleh pasar. Saat ini Desa Devisa Gunungkidul telah berhasil ekspor pertama ke Swiss. Dengan adanya pendampingan dari LPEI maka harapannya warga Desa Nglanggeran mampu melakukan ekspor secara mandiri dan berkelanjutan,” jelasnya.
Direktur Pelaksana Pengembangan Bisnis LPEI, Maqin U Norhadi menyatakan, kegiatan ini bertujuan membantu Desa Devisa Gunung Kidul memperluas akses pasar ekspor, meningkatkan kapasitas produksi, serta memenuhi persyaratan sertifikasi pasar.
Selanjutnya, Pusat Investasi Pemerintah (PIP) melalui program pembiayaan Ultra Mikro (UMi) telah menyalurkan pembiayaan dan pendampingan kepada pelaku usaha ultra mikro di wilayah Provinsi DIY.
PIP bertugas sebagai koordinator pendanaan pembiayaan UMi, dengan 82.510 debitur senilai Rp297,4 miliar di Provinsi DIY dan 16.818 debitur senilai Rp55,24 miliar di Kabupaten Gunung Kidul. Selain pembiayaan, PIP juga memberikan pelatihan kewirausahaan kepada 3.760 debitur dan pelatihan pendamping kepada 1.190 orang di 20 daerah di seluruh Indonesia.
“PIP juga menyediakan pendampingan dan pemberdayaan untuk meningkatkan pengetahuan serta keterampilan para pelaku usaha UMi,” tambah Direktur Utama PIP Ismed Saputra.