Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi Bendera Uni Eropa. (unsplash.com/Christian Lue)

Jakarta, IDN Times - Uni Eropa (UE) akan mencabut pembatasan impor yang tersisa pada produk makanan Jepang. Pembatasan itu dibuat sejak bencana di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima 2011. Rencana pencabutan itu ditargetkan terealisasi paling cepat akhir musim panas ini.

Masalah ini juga kemungkinan akan dibahas oleh Perdana Menteri (PM) Jepang, Fumio Kishida, saat melawat ke Brussel pada Juli, guna menghadiri KTT Jepang-UE, Kyodo News melaporkan (30/6/2023).

UE adalah salah satu dari banyak negara atau wilayah di seluruh dunia yang melakukan pembatasan impor pada produk makanan Jepang. Hal ini karena kekhawatiran akan terkontaminasinya radiasi setelah kecelakaan Fukushima Daiichi, bencana nuklir terburuk sejak insiden Chernobyl 1986. Sementara itu, AS pada 2021, telah mencabut pembatasan impornya, lalu diikuti oleh Inggris pada 2022.

1. UE sedang memverifikasi keamanan produk makanan Jepang

Penghapusan pembatasan produk tersebut akan membuka jalan untuk berakhirnya persyaratan sertifikat uji radiasi untuk makanan laut dan jamur dari 10 prefektur di Jepang, termasuk Fukushima, Miyagi, dan Gunma.

Menurut NHK News, Komisi Eropa telah membuat proposal ke negara anggota UE, setelah memverifikasi keamanan produk makanan Jepang. Nantinya setelah proposal disetujui, UE diharapkan untuk sepenuhnya menghapus pembatasan pada produk Jepang.

Pemerintah Jepang pun menyambut baik langkah itu. Pihaknya berharap UE akan mengapus pembatasan tersebut dan memberikan dorongan besar untuk rekonstruksi daerah yang terkena dampak dari bencana nuklir tersebut.

2. Kepala IAEA akan kunjungi Jepang, jelang pelepasan air limbah Fukushima

Editorial Team

Tonton lebih seru di