Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Rehabilitasi lahan (dok. PT Vale Indonesia)

PT Vale Indonesia terus membuktikan bahwa kegiatan pertambangan dapat berjalan selaras dengan pelestarian lingkungan. Sebagai perusahaan yang mengadopsi sistem pertambangan terbuka, PT Vale Indonesia menyadari bahwa operasionalnya berdampak pada perubahan rona alam, ekosistem, dan keanekaragaman hayati di sekitarnya. Oleh karena itu, PT Vale Indonesia memahami bahwa tanggung jawabnya tidak berhenti pada eksploitasi sumber daya, tetapi juga mencakup pemulihan lingkungan agar tetap lestari.

Melalui berbagai program lingkungan, PT Vale Indonesia berupaya menjaga ekosistem lestari di area pasca-operasional tambang sebagai bentuk tanggung jawab dan inspirasi bagi industri pertambangan yang lebih hijau. Jadi, jika kamu masih menganggap pertambangan hanya tentang eksploitasi, saatnya mengenal bagaimana PT Vale Indonesia berkomitmen memulihkan ekosistem tambang agar tetap hijau, lestari dan berkelanjutan. 

1. Pemulihan lahan pascatambang melalui reforestasi

Pemulihan lahan (dok. PT Vale Indonesia)

Sebagai bagian dari komitmen terhadap pertambangan berkelanjutan, PT Vale Indonesia secara aktif melakukan pemulihan lahan pascatambang melalui program reforestasi. Hal ini bertujuan untuk mengembalikan fungsi ekosistem yang terdampak aktivitas tambang, sekaligus menjaga keseimbangan lingkungan dalam jangka panjang.

Proses pemulihan ini meliputi penataan dan pembentukan lahan hingga tahap reforestasi dengan menanam berbagai jenis tanaman lokal. Perlu diketahui, proses pemulihan lahan ini tidak hanya dilakukan di lahan bekas tambang namun juga lahan kritis dan lahan daerah aliran sungai (DAS) di sekitar blok pertambangan.

Langkah ini tidak hanya membantu memperbaiki kualitas tanah, tetapi juga mendukung keberlanjutan keanekaragaman hayati di kawasan tersebut. Dengan program rehabilitasi dan reforestasi ini, hingga Agustus 2024, PT Vale Indonesia telah mereklamasi lahan seluas 3.817 hektare dan menanam sebanyak 4,8 juta pohon untuk memulihkan ekosistem yang terdampak.

2. Zero Waste to Landfill sebagai pengelolaan limbah yang bertanggung jawab

Ilustrasi paving block (unsplash.com/@fabianmardi)

Pengelolaan limbah menjadi salah satu aspek penting dalam operasional pertambangan yang bertanggung jawab. Sebagai bagian dari komitmen terhadap praktik pertambangan berkelanjutan, PT Vale Indonesia menargetkan pencapaian zero waste to landfill pada tahun 2025. Untuk mewujudkannya, berbagai inisiatif telah diterapkan guna mengelola limbah hasil operasi tambang dan pengolahan nikel secara lebih efisien.

PT Vale menerapkan prinsip pengurangan limbah melalui pendekatan reduce, reuse, recycle, dan recovery (4R), yang memastikan optimalisasi pemanfaatan limbah sebelum mencapai tahap pembuangan akhir. Berbagai jenis limbah padatan seperti oli dan gemuk bekas akan dimanfaatkan sebagai pengganti bahan bakar, limbah nikel (slag) digunakan sebagai material konstruksi lapis jalan (paving block) dengan daya tahan kuat, material tanah galian digunakan kembali sebagai material timbun untuk rehabilitasi lahan.

3. Pemantauan dan evaluasi mutu air dan ekosistem Danau Matano

Kawasan Danau Matano (dok. PT Vale Indonesia)

PT Vale Indonesia juga menaruh perhatian besar pada pengelolaan limbah cairan. PT Vale Indonesia berkomitmen penuh untuk menjaga kualitas sumber air di sekitar area tambang, termasuk Danau Matano, Mahalona, dan Towuti, dengan memastikan tidak terjadi pelepasan bahan pencemar akibat aktivitas pertambangan.

Pengelolaan limbah cair dilakukan dengan standar ketat yang mengacu pada regulasi lingkungan nasional. Sejak tahun 2014, PT Vale menerapkan teknologi pengolahan air bernama LGS (Lamella Gravity Settler) untuk memastikan bahwa air yang dilepaskan ke lingkungan telah memenuhi baku mutu yang ditetapkan. Selain itu, PT Vale Indonesia berkolaborasi dengn laboratorium independen terakreditasi untuk melakukan analisis berkala terhadap parameter kualitas air, seperti pH, kadar logam berat, dan tingkat kejernihan, guna mencegah potensi pencemaran.

Komitmen ini membawa PT Vale Indonesia pada pencapaian positif, di mana hasil kajian yang dilakukan hingga akhir tahun 2023 di area pertambangan Sorowako menunjukkan bahwa tidak terdapat potensi terbentuknya air asam tambang. Parameter pencemar ini menjadi salah satu tantangan lingkungan dalam aktivitas pertambangan, karena dapat berdampak negatif terhadap ekosistem, khususnya ekosistem air jika tidak dikelola dengan baik.

4. Pembangunan Taman Kehati Sawerigading Wallacea di Blok Sorowako

Taman Kehati Sawerigading Wallacea (dok. PT Vale Indonesia)

Keanekaragaman hayati merupakan aset berharga yang harus dijaga keberlangsungannya, terutama di kawasan industri seperti pertambangan. PT Vale Indonesia memahami bahwa setiap aktivitas pertambangan memiliki dampak terhadap ekosistem, termasuk flora dan fauna dilindungi dan terancam punah di wilayah operasi pertambangan Blok Sorowako. Salah satu wujud nyata dari komitmen ini adalah pembangunan Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) Sawerigading Wallacea.

Kawasan ini menjadi pusat konservasi, edukasi, dan wisata ilmu pengetahuan, dengan fasilitas seperti penangkaran rusa, konservasi berbagai spesies kupu-kupu termasuk spesies endemik Sulawesi Cethosia myrina, kebun koleksi tanaman lokal dan endemik (arboretum), serta fasilitas pembibitan tanaman untuk reklamasi dan rehabilitasi lahan pascatambang.

Selain itu, PT Vale menjadi pionir dalam pengembangan dokumen pelestarian dan konservasi ekosistem keanekaragaman hayati pertama di industri pertambangan Indonesia. Dokumen ini dikembangkan bersama Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD) dan telah dirilis resmi pada tahun 2018 sebagai bagian dari komitmen menjaga keseimbangan alam. Sejalan dengan semangat #MenambangKebaikan, PT Vale Indonesia membuktikan bahwa pertambangan tidak hanya eksploitasi, tetapi juga membawa manfaat bagi lingkungan.

5. Dekarbonisasi menuju Net Zero Emission 2050 lewat inisiatif dekarbonisasi

PLTA PT Vale Indonesia di Luwu Timur (instagram.com/ptvaleindonesia)

PT Vale Indonesia berkomitmen untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2050 melalui berbagai langkah strategis dalam dekarbonisasi. Sebagai perusahaan tambang yang bertanggung jawab, PT Vale terus mengembangkan teknologi ramah lingkungan, peningkatan efisiensi energi, serta mengurangi emisi karbon dari seluruh operasionalnya.

Untuk mencapai target tersebut, PT Vale menerapkan berbagai inisiatif seperti penggunaan energi terbarukan dengan membangun 3 Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yaitu Larona, Balambano, dan Karebbe sebagai pemasok listrik, elektrifikasi kendaraan operasional tambang dan karyawan, serta investasi dalam teknologi hijau. Dengan pendekatan ini, PT Vale tidak hanya berkontribusi dalam pengurangan emisi karbon, tetapi juga mendorong transformasi industri menuju praktik yang lebih berkelanjutan.

6. Komitmen ini membawa PT Vale Indonesia meraih penghargaan tertinggi PROPER Emas 2024

Penghargaan PROPER Emas PT Vale Indonesia (dok. PT Vale Indonesia)

Komitmen PT Vale Indonesia dalam menjaga kelestarian ekosistem lingkungan serta menerapkan praktik pertambangan berkelanjutan telah membuahkan hasil dengan diraihnya penghargaan tertinggi PROPER Emas 2024 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi atas upaya nyata PT Vale Indonesia dalam pengelolaan lingkungan, inovasi keberlanjutan, serta tanggung jawab sosial yang terus dikembangkan dalam setiap aspek operasionalnya.

Lebih dari sekadar penghargaan, PROPER Emas menunjukkan bahwa pertambangan yang bertanggung jawab dan ramah lingkungan dapat diwujudkan. Semangat #StartsWithMe menjadi penggerak PT Vale Indonesia untuk terus berupaya menambang kebaikan melalui solusi berkelanjutan, sekaligus menginspirasi industri pertambangan untuk menjadi pelopor perubahan menuju masa depan yang lebih hijau.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team