Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi Fintech (IDN Times/Aditya Pratama)
Ilustrasi Fintech (IDN Times/Aditya Pratama)

Intinya sih...

  • Kualitas pembiayaan masih terjaga dengan NPF gross 2,47 persen

  • Pembiayaan industri modal ventura capai Rp16,29 triliun

  • Masih ada tiga perusahaan pembiayaan belum penuhi ketentuan ekuitas minimum

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, outstanding pembiayaan pinjaman online (pinjol) hingga September 2025 mencapai Rp90,99 triliun, tumbuh 22,16 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Modal Ventura, dan Lembaga Keuangan Lainnya (PVML) OJK, Agusman, menyampaikan pertumbuhan tersebut disertai dengan tingkat risiko yang relatif terjaga.

"Outstanding pembiayaan pinjaman online per September 2025 tumbuh 22,16 persen yoy menjadi Rp90,99 triliun. Tingkat wanprestasi 90 hari (TWP90) tercatat sebesar 2,82 persen, menunjukkan risiko kredit yang masih terkendali," ujar Agusman dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan OJK, Jumat (7/11/2025).

1. Kualitas pembiayaan masih terjaga dengan NPF gross 2,47 persen

ilustrasi fintech (freepik.com/rawpixel.com)

Tak hanya itu, pada saat yang sama, piutang perusahaan pembiayaan tumbuh 1,07 persen yoy menjadi Rp507,14 triliun. Pertumbuhan tersebut terutama ditopang oleh pembiayaan modal kerja dengan kenaikan 10,61 persen yoy.

Dari sisi risiko, kualitas pembiayaan masih terjaga dengan rasio non-performing financing (NPF) gross di level 2,47 persen dan NPF net sebesar 0,84 persen. Sementara itu, gearing ratio perusahaan pembiayaan tercatat 2,17 kali, jauh di bawah batas maksimum 10 kali.

2. Pembiayaan industri modal ventura capai Rp16,29 triliun

Ilustrasi Fintech (IDN Times/Aditya Pratama)

Untuk industri modal ventura, pembiayaan pada September 2025 tumbuh 0,21 persen yoy dengan nilai Rp16,29 triliun. Sedangkan, industri pergadaian mencatat kinerja yang lebih tinggi, dengan penyaluran pembiayaan mencapai Rp111,68 triliun, atau tumbuh 30,92 persen yoy.

"Pembiayaan gadai masih mendominasi dengan nilai Rp93 triliun, setara 83,28 persen dari total pembiayaan yang disalurkan," ujar Agusman.

3. Masih ada tiga perusahaan pembiayaan belum penuhi ketentuan ekuitas minimum

Ilustrasi Fintech. (IDN Times/Aditya Pratama)

Agusman juga mengungkapkan, masih terdapat tiga dari 145 perusahaan pembiayaan yang belum memenuhi ketentuan ekuitas minimum sebesar Rp100 miliar, serta delapan dari 95 penyelenggara pinjol yang belum memenuhi ekuitas minimum Rp12,5 miliar.

"Seluruh penyelenggara tersebut telah menyampaikan action plan kepada OJK. Kami terus memantau progres pemenuhan ekuitas minimum, baik melalui penambahan modal dari pemegang saham maupun masuknya investor strategis yang kredibel. Bila tidak terpenuhi, opsi pengembalian izin usaha juga tetap terbuka," jelasnya.

Editorial Team