Bendera Kamboja (pexels.com/aboodi vesakaran)
Di luar Vietnam, pemerintah Kamboja juga menyampaikan permintaan resmi kepada Trump untuk menunda pemberlakuan tarif 49 persen terhadap produk ekspor mereka. Dalam surat yang dikirim pada Jumat, Perdana Menteri Hun Manet menawarkan penurunan tarif pada 19 kategori produk asal AS dari batas maksimum 35 persen menjadi tarif berlaku sebesar 5 persen.
“Sebagai bentuk itikad baik dan dalam semangat memperkuat hubungan perdagangan bilateral, Kamboja berkomitmen mempromosikan impor produk-produk berbasis AS,” tulis Hun Manet dalam surat tersebut, dikutip dari The Nation, Minggu (6/5).
Ia juga menyampaikan bahwa Menteri Perdagangan Kamboja telah diarahkan untuk menjalin komunikasi dengan Kantor Perwakilan Dagang AS. Dalam surat yang sama, Hun Manet menekankan kesiapan Kamboja untuk berdialog secara konstruktif dan produktif agar kedua negara dapat menikmati manfaat nyata dari kerja sama dagang yang telah terjalin.
Sementara itu, di Vietnam, semangat menghadapi situasi ini terus digaungkan.
“Vietnam akan melewati masa yang penuh tantangan ini dengan pola pikir sebagai bangsa dan ekonomi yang semakin matang, tangguh, dan bertanggung jawab,” tulis Nguyen Si Dung, mantan pejabat tinggi parlemen, dalam sebuah esai yang dipublikasikan di situs pemerintah.
Langkah Vietnam dan Kamboja menunjukkan bahwa tekanan tarif tinggi dari AS mendorong negara-negara mitra untuk bergerak cepat melalui jalur diplomasi. Dengan pembicaraan yang terus berlangsung, pelaku pasar kini menanti hasil konkret dari negosiasi yang bisa menentukan arah hubungan dagang kawasan dalam waktu dekat.