Jakarta, IDN Times - Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Todotua Pasaribu mengakui produksi energi hijau atau energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia masih mahal. Hal itu disebabkan rantai pasok dalam sektor energi hijau yang belum efisien, sehingga menciptakan biaya produksi yang mahal.
"Pada saat kita mau shifting masuk kepada green energy, whatever the story, produksi green energy sekarang kita ini levelnya masih mahal. Kenapa? Karena supply chain-nya masih mahal," kata Todotua dalam Sarasehan 100 Ekonom Indonesia yang digelar INDEF dan CNBC Indonesia, Selasa (28/10/2025).
