ilustrasi logo WhatsApp (pexels.com/Pixabay)
WhatsApp kini memiliki 1,5 miliar pengguna yang mengunjungi tab Updates setiap hari. Fitur ini digunakan untuk melihat Status sementara dan mengikuti Channels dari kreator, bisnis, atau tim olahraga. Namun, Meta menegaskan bahwa mereka tidak akan menaruh iklan di obrolan pribadi.
“Kami tidak akan menempatkan iklan di kotak masuk Anda,” kata Will Cathcart, kepala WhatsApp, kepada Business Insider dalam wawancara pada November 2023. Ia juga menyebut pengguna tak dipaksa melihat iklan atau mengikuti Channel.
Pakar media sosial Matt Navarra menyebut langkah ini sebagai pondasi monetisasi besar-besaran. Ia mengatakan kepada BBC bahwa menjaga privasi sambil menghasilkan uang dari sisi “pinggiran” aplikasi akan menjadi tantangan, terutama di Eropa dan Inggris.
Menurut Business Insider, WhatsApp mulai mengikuti model aplikasi super seperti WeChat di Asia. Dalam beberapa tahun terakhir, aplikasi ini sudah menambahkan fitur katalog, pembayaran, hingga layanan pelanggan. Iklan dan langganan dianggap sebagai bagian dari evolusi, bukan perubahan arah mendadak.
Meta pernah dikritik karena menambahkan tombol AI permanen yang tak bisa dihapus. Cathcart mengatakan perusahaan akan menampung masukan soal alat tersebut. Ia menyebut tab Updates “tidak terlalu populer” di Inggris, tetapi banyak digunakan di wilayah lain.
Setelah pendiri WhatsApp meninggalkan Meta karena perbedaan pandangan soal iklan, kini aplikasi ini terus berekspansi. Meta tak mengungkap detail penjualan WhatsApp, namun analis memperkirakan pendapatannya sudah mencapai 500 juta hingga 1 miliar dolar AS dari layanan bisnis.