Misi dagang Kementerian Perdagangan RI bertajuk “Where Spices Tell Stories” ke Belanda pada 29 Oktober–1 November 2025 mencatatkan potensi transaksi senilai USD 14,6 juta atau sekitar Rp239,4 miliar. (Dok. Kemendag)
Dalam misi dagang ke Belanda kali ini, Kemendag juga memverifikasi dua restoran Indonesia di Amsterdam sebagai mitra promosi kuliner Indonesia di Eropa. Keduanya, yaitu Waroeng Barokah dan Toko Kalimantan. Kedua restoran ini terverifikasi untuk bergabung dalam Program Rasa Rempah Indonesia (S’RASA). Berjalannya Program S’RASA tersebut semakin menegaskan komitmen Indonesia dalam memperkuat diplomasi ekonomi berbasis budaya.
S’RASA telah diluncurkan pada 28 Agustus 2025 lalu di Jakarta. Program ini merupakan kolaborasi Kemendag, Kementerian Luar Negeri, dan Indonesian Gastronomy Association (IGA) dalam mendorong promosi kuliner Indonesia di kancah global.
Misi dagang Kementerian Perdagangan RI bertajuk “Where Spices Tell Stories” ke Belanda pada 29 Oktober–1 November 2025 mencatatkan potensi transaksi senilai USD 14,6 juta atau sekitar Rp239,4 miliar. (Dok. Kemendag)
Menurut Puntodewi, S’RASA mengaktivasi citra kuliner Nusantara di tingkat global dengan memanfaatkan berbagai restoran Indonesia di kota-kota dunia. Restoran Indonesia yang menjual kuliner autentik dan kaya rempah merupakan pintu masuk bagi lebih banyak warga mancanegara untuk mengenal Indonesia, termasuk terhadap produk dan destinasi wisatanya.
“Di Belanda saja, terdapat lebih dari 400 bisnis kuliner Indonesia yang beroperasi. Potensi besar ini perlu dioptimalkan melalui kolaborasi dengan para pemasok, importir, serta lembaga logistik dan keuangan Indonesia. Kolaborasi melalui S’RASA juga menandai semangat baru dalam memperkuat eksistensi restoran Indonesia di luar negeri yang diharapkan dapat mendorong peningkatan ekspor rempah, bumbu, dan sektor pariwisata Indonesia,” kata Puntodewi.
Puntodewi menambahkan, melalui S’RASA dan misi dagang ke Belanda, Kemendag ingin menghidupkan kembali kejayaan rempah Indonesia sekaligus memastikan produk rempah dan bumbu dapat menembus pasar premium di Eropa. Ia berharap, S’RASA dapat turut berkolaborasi dengan program Kemendag lainnya, seperti Desa Berani Inovasi, Siap Adaptasi (BISA) Ekspor, guna memperkuat ekosistem ekspor yang inklusif dan berkelanjutan.
Misi dagang ke Belanda turut melibatkan Utusan Khusus Presiden Bidang Pariwisata Zita Anjani dan Bupati Lampung Selatan Radityo Egi Pratama, sebagai wujud kolaborasi lintas sektor dalam promosi ekspor daerah.
Pada 2024, total perdagangan Indonesia-Belanda mencapai USD 5,7 miliar, tumbuh 19 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Khusus rempah, ekspor Indonesia ke Belanda mencapai USD 31 juta. Di sektor bumbu, ekspor Indonesia ke Belanda juga tumbuh positif 5,04 persen menjadi USD 3,5 juta, dan menempatkan Indonesia sebagai pemasok bumbu terbesar ke-13 ke Belanda. (WEB)