Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
OpenAI (unsplash.com/Andrew Neel)
OpenAI (unsplash.com/Andrew Neel)

Intinya sih...

  • OpenAI diduga merekrut mantan karyawan xAI secara sengaja

  • Karyawan yang pindah ke OpenAI diduga mencuri rahasia dagang xAI

  • OpenAI menolak tuduhan dan xAI juga menggugat Apple terkait kolusi di pasar AI

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Elon Musk melalui perusahaan artificial intelligence atau akal imitasi (AI), xAI resmi mengajukan gugatan hukum terhadap pesaingnya, OpenAI, di pengadilan federal California pada Kamis (25/9/2025). Gugatan ini dituduhkan terhadap OpenAI karena mencuri rahasia dagang untuk mendapatkan keunggulan tidak adil dalam pengembangan teknologi AI.

Pada Rabu (24/9), xAI mengungkapkan, OpenAI diduga menjalankan pola serius merekrut mantan karyawan xAI untuk mengakses informasi rahasia terkait chatbot AI mereka yang bernama Grok. Gugatan juga menyebut OpenAI menargetkan staf yang menguasai kode sumber dan strategi penting xAI, serta mendorong mereka melanggar perjanjian kerahasiaan secara ilegal.

1. Pola perekrutan karyawan yang mencurigakan oleh OpenAI

Open AI akan rilis web browser (Dok. OpenAI)

Dokumen gugatan mengungkapkan, OpenAI secara sengaja merekrut tiga mantan karyawan xAI, termasuk dua insinyur dan seorang eksekutif senior, yang diduga membawa serta kode sumber dan informasi rahasia lainnya ketika pindah ke OpenAI. Gugatan menyebutkan ini sebagai bagian dari pola yang sangat mengkhawatirkan dalam persaingan AI.

"OpenAI secara khusus menargetkan orang-orang yang memiliki pengetahuan tentang teknologi penting dan rencana strategis xAI, termasuk kode sumber dan keunggulan kompetitif dalam mendirikan pusat data, lalu mendorong mereka melanggar kewajiban kerahasiaan melalui cara tidak sah," kata pengacara xAI, dilansir Business Insider.

2. Kasus karyawan yang diduga mencuri rahasia dagang

ilustrasi OpenAI

xAI melaporkan kasus seorang mantan insinyur bernama Xuechen Li yang diduga mengambil dokumen rahasia secara sengaja dan pindah ke OpenAI. Li dituduh telah menyalin dan menyembunyikan informasi rahasia yang bisa menghemat biaya dan waktu OpenAI dalam riset dan pengembangan AI.

Lebih lanjut, dokumen pengadilan menyebutkan bahwa Li menghapus riwayat penelusuran dan berkas untuk menyembunyikan tindakannya.

"Li mengaku secara verbal dan tertulis telah salah menggunakan informasi rahasia xAI," kata laporan resmi gugatan, dilansir Washington Post.

xAI mendapat perintah pengadilan agar Li tidak boleh bekerja atau berdiskusi tentang teknologi AI dengan perusahaan barunya.

3. Reaksi dan perkembangan terkini terkait gugatan

Juru bicara OpenAI menanggapi gugatan ini dengan menolak semua tuduhan dan menganggap gugatan ini sebagai serangan terus-menerus dari Elon Musk.

"Kami menegakkan standar tinggi terhadap pelanggaran kerahasiaan dan tidak tertarik terhadap rahasia dagang perusahaan lain," ujarnya.

Sementara itu, selain menggugat OpenAI, xAI juga mengajukan gugatan terhadap Apple karena dugaan kolusi untuk menghambat persaingan di pasar AI, khususnya terkait penempatan chatbot AI.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team