Nvidia Suntik Rp1,6 Kuadriliun ke OpenAI

- OpenAI perluas infrastruktur AI bersama Nvidia: Kolaborasi membangun pusat data AI raksasa
- Investasi Nvidia dorong lonjakan pasar saham: Harga saham Nvidia melonjak lebih dari 3 persen dan kapitalisasi pasar meningkat sekitar 200 miliar dolar AS
Jakarta, IDN Times – Perusahaan pembuat chip Nvidia Corporation (Nvidia) mengumumkan rencana investasi hingga 100 miliar dolar AS (setara Rp1,6 kuadriliun) di OpenAI pada Senin (22/9/2025). Langkah ini bertujuan memperkuat posisi kedua perusahaan sebagai pemimpin dalam persaingan global mengembangkan sistem artificial intelligence atau akal imitasi (AI) yang dapat mengubah ekonomi dan masyarakat.
Investasi besar ini diarahkan untuk memperluas infrastruktur AI milik OpenAI sekaligus meningkatkan kemampuan produknya. Kesepakatan tersebut mencakup dua transaksi besar, yaitu OpenAI akan membeli chip canggih Nvidia untuk pusat data mereka, dan Nvidia akan mengambil saham non-kendali di OpenAI yang kini bernilai 500 miliar dolar AS.
Investasi awal sebesar 10 miliar dolar AS akan dimulai setelah perjanjian pembelian chip rampung, menyusul investasi Nvidia sebelumnya senilai 6,6 miliar dolar AS pada Oktober 2024.
1. OpenAI perluas infrastruktur AI bersama Nvidia

Kolaborasi ini memberi ruang bagi OpenAI membangun pusat data AI raksasa dengan kapasitas minimal 10 gigawatt, setara dengan konsumsi energi sekitar 8 juta rumah. Tahap pertama proyek ini dijadwalkan beroperasi pada paruh kedua 2026, dengan detail finalisasi tahap awal akan segera diselesaikan dalam beberapa pekan ke depan.
Rencana ini diyakini akan menjadi fondasi kuat bagi pengembangan teknologi AI di masa depan. CEO OpenAI, Sam Altman menyoroti pentingnya peran daya komputasi.
“Semuanya dimulai dengan komputasi. Infrastruktur komputasi akan menjadi dasar bagi ekonomi masa depan, dan kami akan memanfaatkan apa yang kami bangun bersama Nvidia untuk menciptakan terobosan AI baru dan memberdayakan orang serta bisnis secara besar-besaran,” ujarnya, dikutip dari The Guardian, Selasa (23/9/2025).
Ia menambahkan, pertumbuhan OpenAI selama ini terhambat keterbatasan akses GPU, komponen penting untuk memproses permintaan pengguna pada sistem AI.
Dilansir dari NBC News, Altman juga menyebut tiga fokus utama OpenAI, yaitu melakukan riset AI mutakhir, menghadirkan produk yang ramah pengguna, serta mengatasi tantangan membangun infrastruktur komputasi berskala besar. Menurutnya, investasi Nvidia merupakan taruhan untuk meningkatkan kemampuan AI sekaligus potensi finansial OpenAI secara signifikan. Visi ini menjadi pijakan awal menuju terbentuknya ekonomi berbasis AI.
2. Investasi Nvidia dorong lonjakan pasar saham

Kabar investasi besar ini langsung menggerakkan pasar keuangan pada Senin (22/9). Harga saham Nvidia melonjak lebih dari 3 persen, menambah kapitalisasi pasar sekitar 200 miliar dolar AS dan memperkuat posisinya sebagai perusahaan publik paling bernilai di dunia dengan total hampir 4,5 triliun dolar AS.
Indeks S&P 500 ikut naik lebih dari 0,4 persen hingga menyentuh rekor tertinggi, Dow Jones Industrial Average menguat 0,1 persen, sementara Nasdaq yang sarat saham teknologi melonjak 0,7 persen. Kenaikan tersebut terjadi meskipun tanda-tanda perlambatan ekonomi masih terlihat.
Ketua Federal Reserve Jerome Powell sebelumnya mengungkapkan, pasar tenaga kerja mulai menunjukkan pelemahan. Situasi ini menandakan euforia pasar saham tetap kuat meski ada tekanan makroekonomi yang membayangi.
3. Proyek raksasa Nvidia ubah bisnis dan masyarakat

CEO Nvidia, Jensen Huang menyebut, kerja sama ini sebagai proyek raksasa saat tampil bersama Sam Altman dan Presiden OpenAI Greg Brockman di CNBC. Dalam wawancara di acara The Claman Countdown di Fox Business Network, ia menilai AI dan otomatisasi mampu meningkatkan produktivitas, pertumbuhan PDB, sekaligus menciptakan peluang kerja baru.
Huang bahkan memprediksi AI dapat membawa perubahan pola kerja global.
“Kita bisa menghabiskan lebih banyak waktu di akhir pekan bersama keluarga, membaca, dan bepergian, dan tidak ada yang lebih baik dari itu,” kata Huang dalam wawancara, dikutip dari Fox Business.
Ia menilai peningkatan produktivitas bisa membuka jalan menuju pekan kerja empat hari, sebuah perubahan sosial besar yang memberi waktu lebih longgar bagi masyarakat. Kemitraan ini muncul di tengah proses transisi OpenAI menjadi entitas berorientasi laba, yang masih menghadapi tantangan hukum dan keterikatan investasi 13 miliar dolar AS dari Microsoft yang memberinya hak atas 49 persen keuntungan OpenAI.
Di sisi lain, Nvidia juga menanamkan modal 5 miliar dolar AS di Intel Corporation yang tengah kesulitan, sebagai bagian dari strategi memperkuat industri AI dan semikonduktor. Namun, besarnya nilai investasi Nvidia di OpenAI diperkirakan akan menarik perhatian otoritas antimonopoli karena pengaruh pasarnya yang begitu dominan.