Ilustrasi dolar AS (IDN Times/Holy Kartika)
Indeks dolar AS ikut melemah pada Rabu (3/8/2022) menyusul lonjakan yang terjadi semalam. Pejabat Federal Reserve membicarakan potensi kenaikan suku bunga agresif lebih lanjut.
Pada Selasa (2/8/2022), Presiden The Fed San Francisco, Mary Daly, dan Presiden The Fed Chicago, Charles Evans, mengisyaratkan bahwa mereka dan rekan-rekannya tetap teguh dan sepenuhnya bersatu untuk menaikkan suku bunga ke tingkat yang akan lebih signifikan guna menekan laju inflasi.
"Bagaimanapun, pidato bos The Fed baru-baru ini menunjukkan bahwa siklus pengetatan masih jauh dari kata selesai sebelum pemulihan stabilitas harga bisa tercapai," kata Ken Cheung, Kepala Strategi FX Asia di Mizuho Bank.
"Mempertimbangkan bahwa divergensi kebijakan moneter antara China dan AS mungkin berlanjut, China masih akan menghadapi tekanan arus keluar modal yang relatif besar, dan membebani yuan," tulis Zhang Ming, ekonom senior di Akademi Ilmu Sosial China, dalam sebuah catatan.
Zhang memperkirakan mata uang dolar AS akan tetap antara 6,6 dan 7,0 terhadap greenback pada paruh kedua tahun 2022. Indeks dolar global turun ke 106.063 dari penutupan sebelumnya di 106,241. Yuan diperdagangkan pada 6,7605 per dolar.