Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Gerai Penyetan Cok (dok. Penyetan Cok)

Jakarta, IDN Times - Mendongkrak bisnis makanan kaki lima menjadi sekelas restoran rupanya bukan hal mustahil. Itulah yang dilakukan pebisnis kuliner lokal, Julius Putranto Komang. Pemilik Penyetan Cok ini, berhasil mengembangkan bisnis makanan yang didirkannya sejak 2014.

Menu makanan di Penyetan Cok umumnya dijumpai di tenda kuliner kaki lima, yakni penyetan. Dengan jurusnya, kini penyetan yang dia buat sekelas dengan makanan di restoran berskala internasional.

"Penyetan Cok sebagai brand lokal asli Surabaya ingin mengangkat kekayaan lokal melalui nikmatnya kuliner asli nusantara. Dimulai dari mimpi sederhana untuk membawa menu penyetan 'naik kelas', kami memberikan sentuhan modern dengan cita rasa legendaris," kata Julius dikutip dari keterangan resmi Shopee Indonesia, Rabu (10/11/2021).

Kini, Julius telah memiliki 50 cabang Penyetan Cok di Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Semarang, Solo, dan Jabodetabek. Dia mengatakn mengatakan kualitas rasa selalu menjadi komitmen nomor satu.

"Di samping itu, kami juga tidak pernah berhenti untuk melakukan inovasi agar dapat mengikuti perkembangan zaman dan memenuhi kebutuhan pelanggan, mulai dari jenis menu, interior restoran, hingga kemudahan pelanggan dalam bertransaksi melalui adopsi pembayaran digital,” tutur dia.

Apa resep Julius hingga bisnis makanannya bisa berkembang pesat dan naik kelas?

1. Jangan hanya berpaku pada tren

Ilustrasi Media Sosial. (IDN Times/Aditya Pratama)

Cara pertama adalah menemukan potensi kuliner di sekitar tempat tinggal. Dia berpesan agar pebisnis jangan hanya berpaku pada tren.

Dia sendiri memang tak mengikuti arus tren viral. Buktinya, Penyetan Cok mengawali bisnis kuliner dengan memaksimalkan bahan makanan tradisional, yakni cabai dan rempah-rempah pilihan.

Julius menuturkan kunci dari bisnis kuliner yang langgeng adalah menyediakan makanan andalan yang dapat bertahan lintas zaman, serta cocok dengan selera seluruh masyarakat Indonesia.

“Tren hanya akan bertahan dalam jangka waktu yang relatif pendek. Sebagai orang Indonesia, hidangan nasi dan sambal itu sudah menjadi identitas. Banyak yang bilang, gak nendang kalau gak makan pakai sambal. Berangkat dari hal tersebut, kami mulai dengan sesuatu yang simpel tapi everlasting seperti penyetan,” tutur Julius.

2. Jalin hubungan baik dengan pelanggan agar tercipta keakraban

Editorial Team

Tonton lebih seru di