TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jadi Orang Kaya atau Orang dengan Keuangan Sehat? Ikuti Langkahnya Yuk

Makin cuan, cuan, dan cuan

Shutterstock/Amnaj Khetsamtip)

Jakarta, IDN Times - Tanpa disadari, saat pandemik gak hanya goyang TikTok saja lho yang naik daun. Beberapa bulan terakhir, bahasan seputar investasi juga ternyata ikut jadi sorotan, apalagi makin banyak layanan dan platform investasi digital yang katanya bisa bikin cuan nih di kalangan netizen, terutama di kalangan netizen millennials. 

Walau sepertinya bahasan seputar keuangan ini memang sudah banyak jadi perbincangan di mana-mana, masih banyak lho yang salah kaprah dan pemahamannya belum tepat tentang investasi. Makanya, sebelum melangkah lebih jauh ngomongin investasi, kali ini IDN Times mau mundur sedikit untuk berbagi tentang tujuan pengelolaan keuangannya dulu nih, tujuannya jadi orang kaya atau jadi orang dengan keuangan sehat? 

Pada dasarnya jadi orang kaya itu tidak ada ukurannya, tapi jadi orang dengan keuangan sehat atau financially fit itu bisa diukur. Financially fit bisa dilihat dari progress kondisi keuangan seseorang, misalnya tahun pertama bekerja sudah mulai menabung, tahun kedua mulai mikirin proteksi atau asuransi, tahun ketiga sudah rutin kumpulin dana darurat, begitu seterusnya sampai akhirnya bisa berinvestasi. Supaya bisa financially fit, IDN Times punya 4 tips bermanfaat nih, simak yuk!

1. Coba buat catatan kebutuhan hidupmu saat ini dan klasifikasikan menjadi tiga pos

Shutterstock/Africa Studio

Sebelum mulai menentukan instrumen investasi kamu, coba deh tengok lagi budget plan kamu setiap bulannya. Lalu tanyakan lagi, apakah kamu sudah cukup teratur atau ternyata masih berantakan? IDN Times punya “rumus sederhana” yang bisa kamu aplikasikan nih.

Elizabeth Warren salah seorang senator Amerika Serikat, dalam bukunya yang berjudul All Your Worth: The Ultimate Lifetime Money Plan, ia memperkenalkan rumus 50/30/20. Di sini perencanaan keuangan kamu setiap bulannya dibagi menjadi tiga pos utama yaitu 50 persen untuk pos pengeluaran yang meliputi utang, tagihan, pajak dan kewajiban lainnya. Lalu, 30 persen untuk pos kebutuhan seperti makan, transportasi, hingga paket data. Lalu terakhir 20 persen untuk pos tabungan, dana darurat atau investasi. Terus bagimana cara membedakan dana darurat, tabungan pensiun dan investasi? Yuk lihat tips selanjutnya!

2. Pahami perbedaan dana darurat, dana kesehatan, dana pensiun

Shutterstock/szefei

“Boleh gak semuanya digabung?” Ini biasanya jadi pertanyaan yang sering muncul ketika mendengar istilah dana darurat, dana kesehatan, dan dana pensiun. Jawabannya tidak, namun besaran yang dibutuhkan setiap orang bisa saja berbeda-beda. Sebelum membahas lebih jauh, kita bahas hal dasarnya dulu ya.

Dana darurat adalah sejumlah uang yang digunakan sewaktu-waktu kamu membutuhkannya untuk kebutuhan yang gak disangka-sangka. Nah, dana darurat ini biasanya disimpan di tempat yang mudah dicairkan sesegera mungkin. Kalau dana kesehatan, seperti namanya pastinya ini untuk tujuan kesehatan. Bentuk penyimpanannya pun beragam, bisa berupa asuransi ataupun disimpan pada rekening khusus yang diakses hanya ketika kamu jatuh sakit.

Terakhir ada dana pensiun, ini merupakan dana yang akan kamu manfaatkan ketika kamu sudah memasuki usia pensiun atau dalam kondisi tidak bisa produktif bekerja lagi. Sekarang tahu bedanya kan? Ingat! Ketiganya penting lho untuk kamu miliki. Terus kapan mulai investasinya? Sabar, yuk lihat tips ketiga!

3. Jadi prioritas utama, tabungan harus menggunakan sumber dana yang tepat

Shutterstock/Africa Studio

Buat kamu yang sudah mainan investasi, pastikan untuk selalu melakukan analisis mendalam. Sementara untuk pemula mulai dari cara gampang deh yaitu dengan mulai dari nominal yang terjangkau, lakukan dengan konsisten dan jangan pakai ‘uang panas’ ya.

Kategori uang panas misalnya seperti uang hasil pinjaman online, uang pendidikan, uang kebutuhan sehari-hari, uang untuk membayar utang atau cicilan, uang hasil dari gadai atau uang untuk modal usaha. Pastikan selalu menggunakan uang dingin atau uang yang tidak digunakan untuk kebutuhan apapun ya!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya