Jadi Orang Kaya atau Orang dengan Keuangan Sehat? Ikuti Langkahnya Yuk
Makin cuan, cuan, dan cuan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Tanpa disadari, saat pandemik gak hanya goyang TikTok saja lho yang naik daun. Beberapa bulan terakhir, bahasan seputar investasi juga ternyata ikut jadi sorotan, apalagi makin banyak layanan dan platform investasi digital yang katanya bisa bikin cuan nih di kalangan netizen, terutama di kalangan netizen millennials.
Walau sepertinya bahasan seputar keuangan ini memang sudah banyak jadi perbincangan di mana-mana, masih banyak lho yang salah kaprah dan pemahamannya belum tepat tentang investasi. Makanya, sebelum melangkah lebih jauh ngomongin investasi, kali ini IDN Times mau mundur sedikit untuk berbagi tentang tujuan pengelolaan keuangannya dulu nih, tujuannya jadi orang kaya atau jadi orang dengan keuangan sehat?
Pada dasarnya jadi orang kaya itu tidak ada ukurannya, tapi jadi orang dengan keuangan sehat atau financially fit itu bisa diukur. Financially fit bisa dilihat dari progress kondisi keuangan seseorang, misalnya tahun pertama bekerja sudah mulai menabung, tahun kedua mulai mikirin proteksi atau asuransi, tahun ketiga sudah rutin kumpulin dana darurat, begitu seterusnya sampai akhirnya bisa berinvestasi. Supaya bisa financially fit, IDN Times punya 4 tips bermanfaat nih, simak yuk!
1. Coba buat catatan kebutuhan hidupmu saat ini dan klasifikasikan menjadi tiga pos
Sebelum mulai menentukan instrumen investasi kamu, coba deh tengok lagi budget plan kamu setiap bulannya. Lalu tanyakan lagi, apakah kamu sudah cukup teratur atau ternyata masih berantakan? IDN Times punya “rumus sederhana” yang bisa kamu aplikasikan nih.
Elizabeth Warren salah seorang senator Amerika Serikat, dalam bukunya yang berjudul All Your Worth: The Ultimate Lifetime Money Plan, ia memperkenalkan rumus 50/30/20. Di sini perencanaan keuangan kamu setiap bulannya dibagi menjadi tiga pos utama yaitu 50 persen untuk pos pengeluaran yang meliputi utang, tagihan, pajak dan kewajiban lainnya. Lalu, 30 persen untuk pos kebutuhan seperti makan, transportasi, hingga paket data. Lalu terakhir 20 persen untuk pos tabungan, dana darurat atau investasi. Terus bagimana cara membedakan dana darurat, tabungan pensiun dan investasi? Yuk lihat tips selanjutnya!