TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tenang, Bank Banten Jamin Penurunan Harga Saham Tak Pengaruhi Bisnis

Yuk, perhatikan kinerja perusahaannya dulu!

Jajaran Direksi Bank Banten. (dok. Bank Banten)

Jakarta, IDN Times - Kenaikan dan penurunan harga saham merupakan dinamika jual beli di Bursa Efek Indonesia (BEI). Selama beberapa tahun, saham Bank Banten (BEKS) tercatat di Papan Pengembangan di pasar regular dan bertahan dengan harga Rp50 per lembar sahamnya. 

Sebagai informasi, implementasi Peraturan Bursa Efek Indonesia Nomor I-X tentang Penempatan Pencatatan Efek bersifat Ekuitas, sejak tanggal 12 Juni 2023, memindahkan pencatatan saham BEKS dari Papan Pengembangan ke Papan Pemantauan Khusus. Saham Bank BEKS pun tidak sendiri berada di Papan Pemantauan Khusus ini. 

Sejak mulai berlakunya Papan Pemantauan Khusus Tahap II (full periodic call auction), harga saham BEKS mulai mengalami penurunan. Berdasarkan ketentuan baru BEI ini, saham pada Papan Pemantauan Khusus dapat diperdagangkan sampai harga minimum Rp1. 

Auto rejection untuk saham dengan harga Rp1-10 sebesar Rp1, sedangkan untuk saham dengan harga di atas Rp10 sebesar 10%. Saham yang masuk papan pemantauan khusus full call auction harga minimumnya tak lagi Rp50 melainkan Rp1 dengan ketentuan auto rejection tersebut. 

Akademisi Untirta, Hady Sutjipto menilai, terus menurunnya harga saham BEKS disebabkan oleh investor lokal yang mengalami panic selling. Ia menduga anjloknya saham BEKS juga imbas kondisi ekonomi global yang tidak menentu.

Menanggapi hal ini, Bank Banten mengimbau agar para pemegang saham dan strategic investor tidak terlampau panik dan bereaksi berlebihan. Perusahaan meyakinkan bahwa penurunan harga saham tidak berpengaruh pada kegiatan bisnis, operasional, dan layanan bank.

1. Bank Banten punya kinerja baik

Bank Banten. (IDN Times/Khaerul Anwar)

Bank Banten yang dinahkodai oleh fully new Dewan Komisaris dan Direksi, memulai awal tahun 2023 dengan menggunakan strategi bisnis yang tepat. Alhasil di akhir tahun 2023, Bank Banten telah menciptakan sejarah dengan memperoleh laba bersih sebesar Rp26.59 milyar, setelah menderita kerugian berkepanjangan. Bahkan di akhir Desember 2022, Bank Banten masih menderita kerugian sebesar Rp239 milyar. 

Bank Banten (BEKS) juga menutup tahun 2023 dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) mencapai 44.72 persen, jauh di atas ketentuan yang berlaku. Loan to Deposit Ratio (LDR) berada di 98.98 persen. Perbandingan Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO) berada di bawah 100 persen yaitu tepatnya 95.15 persen. Ratio Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) semuanya sudah positif, dengan Net Interest Margin (NIM) mencapai 4.05 persen. 

Baca Juga: Al Muktabar Kembali Diusulkan Jadi Pj Gubernur Banten

2. Pemerintah Provinsi dukung penuh kemajuan Bank Banten

ilustrasi mengantre di Bank Banten (IDN Times/Khaerul Anwar)

Secara tata kelola, terbit dan berlakunya Peraturan Daerah Provinsi Banten No. 5 tahun 2023 tentang Pendirian Perseroan Terbatas Bank Pembangunan Daerah Banten (Perseroda) Tbk, sejak 28 Desember 2023, Bank Banten secara resmi menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Pemerintah Provinsi Banten pun menjadi Pemegang Saham Pengendali (PSP) dengan penguasaan saham sebesar 66.11 persen sisanya sebanyak 33.89 persen dikuasai oleh publik.

Sebagai PSP, Pemerintah Provinsi Banten terus mendukung dan mendorong penguatan serta ekspansi usaha Bank Banten. Tujuannya agar bank ini bisa sejajar dengan Bank Pembangunan Daerah lainnya secara nasional.

"Kita akan terus dorong dan perkuat ekspansi usaha yang dilakukan Bank Banten. Seluruh jajaran pengurus Bank Banten agar tidak berpuas diri dan terus mengoptimalkan pengembangan usaha lainnya, sehingga ke depan Bank Banten bisa lebih baik lagi dan semakin dipercaya oleh masyarakat," ujar Penjabat (Pj) Gubernur Banten, Dr. Al Muktabar usai menghadiri RUPS LB Bank Banten, (23/2). 

Lebih jauh, pengembangan bisnis dan operasional di seluruh Kabupaten/Kota Provinsi Banten juga menjadi prioritas utama pengembangan usaha Bank Banten (BEKS). Ketua Forum Pemerhati Peduli Banten (FP2B), Imdad Rafwang, menambahkan bahwa salah satu cara untuk memulihkan kondisi tersebut adalah dengan cara mengalihkan Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) di 8 (delapan) daerah Provinsi Banten masing-masing ke Bank Banten. 

“Sudah saatnya daerah saling bahu membahu untuk kesejahteraan dan stabilitas perekonomian rakyat melalui perbankan, terutama Bank Banten,” jelasnya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya