TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

76 Tahun RI Merdeka, CEO BRINS Ajak Millennial Jadi Game Changer

Mereka perlu jadi sosok pemimpin pada disruptive leader era

Transformasi digital BRINS di berbagai aspek (Dok. BRINS)

Jakarta, IDN Times - Pada 2021 Indonesia yang menginjak umur 76 tahun tidak luput dari berbagai perjuangan-perjuangan besar yang dilalui dari berbagai peristiwa yang bersejarah. Dari mulai perjuangan kemerdekaan, krisis ekonomi tahun 1965, 1908, dan 2005, reformasi, revolusi industri, hingga saat ini tengah dialami krisis kesehatan karena pandemik COVID-19. Generasi muda menjadi pemilik peran penting pada perubahan dan tantangan di setiap kejadian bersejarah tersebut. 

Saat ini Indonesia berada pada bonus demografi, di mana komposisi penduduk Indonesia didominasi oleh angkatan kerja yang produktif, yaitu generasi millennial dan generasi Z walaupun tengah dilanda pandemiK. Menurut data Badan Pusat Statistik, Gen Z menduduki komposisi pertama sebanyak 27,94 penduduk Indonesia, disusul generasi millennials sebanyak 25,87 persen dari 270,20 juta jiwa. 

Baca Juga: Akhir Bulan Uang Sisa Segini? Ini 5 Kesalahan Millennial Saat Gajian

1. Bonus demografi dapat menjadi peluang

CEO BRI Insurance, Fankar Umran, saat menjadi keynote speaker pada acara Ngobrol Seru “Antara Rumah dan Mobil Mana yang Lebih Penting Dimiliki Dulu” Bareng BRI Insurance by IDN Times. (Dok. IDN Times/Herka Yanis)

CEO BRI Insurance Fankar Umran dalam sebuah webinar nasional dalam rangka menyambut Hari Kemerdekaan ke-76 tahun Indonesia mengatakan, bonus demografi ini dapat menjadi peluang yang baik bagi kita semua. 

“Kita dapat melihat bahwa generasi millennial dan Z melahirkan sisi kreatif dan inovasi sehingga membuat mereka menjadi generasi unggul hasil tempaan sekaligus game changer,” tutur Fankar.

2. Generasi millennial dan Z perlu mewaspadai beberapa tantangan

Transformasi digital BRINS di berbagai aspek (Dok. BRINS)

Akan tetapi, hal itu juga tentunya diikuti beberapa tantangan yang perlu diwaspadai seperti persaingan semakin ketat, instant mindset yang dimiliki generasi muda, interaksi sosial yang terbatas akibat pandemik, skill set yang harus terus berubah, dan tantangan globalisasi. Tantangan di ataslah yang menjadi dasar bahwa generasi muda perlu menjadi sosok pemimpin pada disruptive leader era. 

“Pada era disrupsi saat ini, tentunya dibutuhkan berbagai penyesuaian dengan inovasi untuk mendobrak stigma-stigma umum untuk menerapkan gaya kepemimpinan yang relevan. Beberapa karakteristik yang perlu ditanamkan yaitu Anticipate, Drive, Accelerate, Partner, dan Trust (Adapt),” tutur Fankar.

3. Generasi millennial dan z dapat menerapkan ini untuk menjadi pemimpin di era disruptif

BRINS Mobile. (Dok. BRINS)

Penerapan ADAPT dapat menjadi kunci untuk generasi millennial dan Z untuk bergerak menjadi pemimpin di era disruptif. Anticipate ialah keperluan guna menunjukkan kecerdasan kontekstual untuk penilaian cepat dan menciptakan peluang. 

Drive, memberikan energi kepada sekitar dan menumbuhkan rasa memiliki tujuan yang baik. Accelerate, Implementasi ide dan akselerasi inovasi. Partner, Berkolaborasi melintasi batas fungsional dan organisasi untuk kemajuan bersama. Trust, Membangun rasa saling percaya sebagai landasan tujuan bersama.

Baca Juga: Millennial dan Gen Z Tetap Jadi Investor Saham Terbanyak saat Pandemi

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya