TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Duh, Telur Ayam Jadi Penyumbang Terbesar Inflasi Juli 2018

Apa sih inflasi itu? Baca dulu penjelasan Bank Indonesia ya

ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani

Jakarta, IDN Times - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan telur ayam ras menjadi penyumbang terbesar inflasi Juli 2018. Adapun inflasi bulan lalu mencapai 0,28 persen.

Setelah telur, penyumbang inflasi terbesar selanjutnya adalah daging ayam ras dan bensin.

"Kenaikan (telur ayam ras) selama sebulan terakhir memberikan andil terhadap inflasi 0,08 persen. Di Banjarmasin kenaikannya bahkan sampai 21 persen," jelas Suhariyanto saat jumpa pers di Jakarta, Rabu (1/8).

Baca Juga: Pulau Mana yang Jumlah Orang Miskin Paling Tinggi?

Baca Juga: Jokowi Apresiasi Angka Inflasi 4 Tahun Terakhir

Sebelum membaca berita lebih lanjut, kamu yang belum paham dengan inflasi, berikut penjelasan Bank Indonesia:

"Secara sederhana inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi, kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya. 

Kebalikan dari inflasi disebut deflasi.

Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah Indeks Harga Konsumen (IHK). Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. Penentuan barang dan jasa dalam keranjang IHK dilakukan atas dasar Survei Biaya Hidup (SBH) yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Kemudian, BPS akan memonitor perkembangan harga dari barang dan jasa tersebut secara bulanan di beberapa kota, di pasar tradisional dan modern terhadap beberapa jenis barang/jasa di setiap kota."

1. Apa sih inflasi itu?

Harga daging ayam naik (ANTARA FOTO/Rahmad)

Baca Juga: Tak Ada Masalah Stok, Harga Daging Ayam Justru Naik

2. Penyumbang inflasi lainnya: daging ayam hingga jengkol

IDN Times/Ardiansyah Fajar

Dikutip dari situs Antara, ada beberapa komoditas makanan lainnya yang menyumbang inflasi, mulai dari daging ayam ras (0,07 persen), cabe rawit (0,03 persen), kacang panjang (0,02 persen), serta bayam, jengkol, kangkung, tomat sayur, jeruk, dan tomat buah (masing-masing sebesar 0,01 persen).

"Namun bahan makanan juga ada yang mengalami deflasi," kata Suhariyanto. Bahan makanan itu antara lain: bawang merah (0,05 persen), cabai merah (0,02 persen), daging sapi dan ikan segar (deflasi masing-masing 0,01 persen).

Baca Juga: Duh, Harga Jengkol Meroket Bikin Pembeli Pusing

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya