TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Takut Kayak Kasus Jouska? Ini 5 Tips Gunakan Jasa Perencana Keuangan

Baca dan resapi biar gak asal investasi dan rugi

Ilustrasi penurunan saham. IDN Times/Arief Rachmat

Jakarta, IDN Times - Kasus Jouska baru-baru membuat kita khawatir akan jasa perencana keuangan dan manajemen investasi yang baik.

Tapi tenang, kamu gak perlu parno sama investasi dan perencanaan keuangan lainnya. Berikut ini  adalah 5 tips dari Lifepal agar kamu tetap aman berinvestasi.

Baca Juga: Klien Jouska Tetap Tuntut Tanggung Jawab meski Ikhlas Uang Gak Balik

1. Cek berapa lama kamu akan berinvestasi

Ilustrasi Penurunan/Bearish (IDN Times/Arief Rahmat)

Pertama, cek dulu deh apa sih tujuan finansial kamu. Tujuan finansial dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan jangka waktu.

Untuk tujuan keuangan jangka pendek biasanya akan dicapai dalam 1-2 tahun. Untuk jangka menengah biasanya untuk jangka waktu 2-5 tahun, dan untuk tujuan jangka panjang biasanya akan dicapai dalam jangka waktu lebih dari 5 tahun. Penempatan investasinya tentu akan disesuaikan dengan jangka waktunya.

Untuk tujuan keuangan jangka pendek biasanya ditempatkan di instrumen berisiko rendah seperti deposito atau obligasi negara. Untuk tujuan jangka panjang dapat ditempatkan pada instrumen dengan keuntungan besar dan risiko besar seperti saham.

2. Penasihat keuangan tidak diperkenankan mengelola dana kamu

Ilustrasi Keuangan (IDN Times/Arief Rahmat)

Ingat ya, sebagai perencana keuangan, cakupan layanan yang diberikan adalah mengembangkan rencana keuangan dan mempresentasikannya kepada kamu atau klien sebagai rekomendasi. Rekomendasi yang diberikan dapat berupa laporan keuangan, simulasi tujuan keuangan, saran untuk menabung, saran membeli asuransi, saran berinvestasi, dan lainnya.

Perencana keuangan seharusnya tidak mengelola dana klien dan memiliki akses langsung untuk jual beli saham di rekening dana nasabah. Sementara itu pihak yang bisa mengelola dana nasabah harus mengantongi izin sebagai manajer investasi (MI).

3. Dalam berinvestasi seharusnya kamu melakukan diversifikasi

Ilustrasi investasi (IDN Times/Sukma Shakti)

Kedua, kita harus paham konsep diversifikasi portofolio investasi. Artinya, kita harus menyebarkan investasi pada beberapa instrumen investasi atau saham agar mengurangi resiko kerugian dikarenakan saham atau perusahaan tertentu.

Jadi sebaiknya kamu menyebar investasi ke 5 hingga 15 perusahaan. Kita tidak pernah tahu bagaimana berbagai faktor eksternal maupun internal dapat mempengaruhi performa dan harga saham sebuah perusahaan.

Sebab, perubahan kebijakan pemerintah, bencana alam, wabah, pandemi, keputusan manajemen, dan berbagai faktor lainnya dapat meningkatkan atau menurunkan nilai saham secara drastis.

Baca Juga: Profil Aakar Abyasa, Bos Jouska yang Dituding Mainkan Saham Gorengan

4. Please deh, jangan membeli saham di harga yang terlalu mahal

Ilustrasi Harga Saham Naik (Bullish) (IDN Times/Arief Rahmat)

Kalau kamu gunakan jasa perencana keuangan, kamu harus memperhartikan bajwa mereka seharusnya mampu memberikan saran untuk membeli saham dengan harga yang tepat.

Misal nih ya, kata Lifepal, kalau perencana keuangan atau manajer investasi kamu menyarankan membeli saham LUCK pada harga Rp1.457,84 per-lembar saham, dapat dikategorikan sebagai overpriced alias kemahalan.

Baca Juga: Tips dari Korban Jouska Agar Tak Mudah Dibohongi Financial Planner

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya