TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

3 Tips Dasar Investasi buat Anak Muda, Buruan Merapat! 

Eittss gak boleh FOMO ya!

ilustrasi investasi (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Selama lima tahun terakhir, investor pasar modal Indonesia meningkat tajam hingga delapan kali lipat. Jumlah investor di tanah air diperkirakan mencapai 9,9 juta orang pada Juni 2022.

Meski begitu, berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2019, tingkat literasi keuangan masyarakat berada dikisaran angka 38,03 persen atau tergolong rendah. Selain itu, pada sektor jasa keuangan pasar modal, tingkat literasi yang tercatat juga masih sangat rendah, yakni hanya sebesar 4,92 persen.

Berangkat dari hal tersebut, Pluang berkolaborasi dengan Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) untuk menggenjot tingkat literasi generasi muda di Indonesia.

Berikut beberapa tips yang dibagikan oleh Director of External Affairs Pluang, Wilson Andrew untuk generasi muda dan pemula yang ingin berinvestasi. Yuk, simak!

Baca Juga: Cari Tempat Berbisnis dan Investasi? Cek Rukan Capcay PIK2 di Sini

1. Cari tahu profil risiko

Ilustrasi investasi (pexels.com/Lukas)

Pertama, ketahui lebih dulu profil risiko. Investor muda dan pemula perlu memahami profil risiko diri sendiri dan produk-produk investasi yang beredar. Hal tersebut dimaksudkan agar calon investor tidak salah membangun fondasi portofolio aset investasi.

“Keuntungan dan kerugian merupakan risiko yang akan dialami investor dalam usaha mencapai kebebasan finansial. Karenanya, memahami profil risiko perlu juga diimbangi dengan kepekaan terhadap lonjakan pasar, kondisi makro, serta kondisi geopolitik,” kata Wilson dalam konferensi pers di Kampus UI Salemba, Jakarta, Jumat (15/7/2022).

Ia melanjutkan dengan memberi contoh seorang yang konservatif. Menurutnya, orang dengan tipe konservatif bisa melihat produk investasi yg tidak terlalu berbahaya, seperti investasi emas digital, reksadana saham, atau kripto.

2. Jangan FOMO

Unsplash/Robin Worrall

Kemudian, hal kedua yang harus diperhatikan, yaitu jangan sampai berinvestasi karena fear of missing out (FOMO). Ia menjelaskan, saat hendak berinvestasi, boleh-boleh saja seseorang mendengar saran dan perkataan temannya.

Tapi, melakukan riset terlebih dahulu merupakan sebuah kewajiban yang harus dilakukan. 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya