TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bisa Bikin Cuan, Yuk Pelajari Strategi Investasi Dollar Cost Averaging

Bisa bantu kamu dalam berinvestasi saham, kripto, dsb

Ilustrasi dolar Amerika Serikat. (Pexels/David McBee)

Jakarta, IDN Times - Saat berinvestasi, kamu butuh perhitungan matang, jangan sekadar impulsif. Oleh karenanya, kamu perlu menerapkan sejumlah strategi. Ssalah satu strategi yang dapat kamu coba adalah dollar cost averaging (DCA).

Dengan menggunakan metode ini, kamu dapat memaksimalkan potensi keuntungan sekaligus meminimalkan risiko kerugian investasi. Bagi investor pemula, strategi ini layak dicoba dan diterapkan dalam berbagai instrumen seperti saham, reksadana, emas dan sejenisnya.

Dikutip dari artikel OCBC NISP, berikut tips berinvestasi menggunakan strategi dollar cost average!

Baca Juga: 5 Strategi Calon Pembeli Suka Menawar Harga, Gak Usah Galak

1. Pengertian dollar cost averaging

ilustrasi 100 dolar (pexels.com/John Guccione www.advergroup.com)

Dollar cost averaging adalah strategi investasi yang dilakukan secara rutin dan konsisten dalam setiap periode. Dalam artian, jika seorang investor menerapkan strategi ini, harus rutin memasukkan uangnya dengan jumlah sama di tiap periode tanpa mempertimbangkan kondisi pasar dan ekonomi.

Strategi ini tidak memerlukan kemampuan untuk membaca situasi naik dan turunnya pasar. Pada praktik ini, kamu tidak akan mudah terpengaruh melakukan jual beli instrumen investasi ketika harganya jatuh atau melambung naik.

Itulah mengapa metode ini dianggap sangat cocok bagi investor pemula. Sambil mempelajari lebih dalam mengenai cara investasi, kamu bisa menerapkan DCA sebagai strategi untuk memulai investasi. Sebab, dengan menerapkan DCA, sama saja kamu telah melakukan diversifikasi untuk mengurangi resiko kerugian.

2. Cara kerja dollar cost averaging

Pixabay/geralt

Metode dollar cost averaging dinilai cukup mudah untuk diterapkan. Sebagai permulaan, kamu harus memilih ingin melakukan investasi pada instrumen apa. Misalnya, saham, kripto, reksadana dan sebagainya.

Setelah memilih instrumen, tentukan modal yang akan kamu keluarkan untuk berinvestasi. Misalnya, jika kamu berencana untuk berinvestasi dengan modal Rp12 juta, dalam dollar cost averaging artinya kamu tidak memasukkan semua uang tersebut sekaligus dalam sekali waktu, melainkan memulai dengan Rp1 juta di tiap bulan selama 12 bulan.

Selama penerapan strategi ini, kondisi pasar bisa saja tak menentu, entah itu bullish maupun bearish. Namun, kamu tetap bisa jalan tanpa perlu memperdulikan situasi tersebut. Apabila pasar sedang dalam kondisi bearish, maka peluang keuntungan kamu cukup besar di kemudian hari.

Baca Juga: Ini Jenis Investasi yang Bisa Melawan Inflasi

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya