TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

3 Cara Evaluasi sebelum Memulai Perencanaan Keuangan, Tahapan Penting!

Sisihkan, rasio menabung minimal 10 persen

ilustrasi perencanaan keuangan (unsplash.com/@kellysikkema)

Jakarta, IDN Times - Apakah kamu sudah mahir membuat perencanaan keuangan? Untuk memulai membuat perencanaan keuangan, sebaiknya kita lakukan dahulu tahapan evaluasi keuangan.

Hal ini berguna agar kita tahu kondisi keuangan kita saat ini. Dengan begitu, kita bisa mengidentifikasi apa yang perlu diperbaiki dari kondisi saat ini atau dari perencana keuangan yang telah dibuat sebelumnya.

Dilansir dari Sahabat Pegadaian, berikut poin-poin yang perlu diketahui dan dihitung saat melakukan evaluasi keuangan. 

Baca Juga: Pengertian Piramida Perencanaan Keuangan dan Fungsinya  

Baca Juga: 7 Langkah Perencanaan Keuangan saat Punya Anak, Belajar dari Sekarang!

1. Rasio likuiditas

ilustrasi utang negara (IDN Times/Aditya Pratama)

Rasio likuiditas adalah seberapa cukup dana yang kamu miliki dalam bentuk tunai atau likuid. Rasio likuiditas bisa juga disebut sebagai dana darurat yang penting namun sering diabaikan.

Rasio ini menunjukkan kecukupan dana cadangan dalam bentuk tunai ataupun likuid. Rasio likuiditas biasanya dihitung dengan membagi aset tunai atau likuid dengan pengeluaran rutin bulanan.

Sebaiknya kita memiliki sejumlah minimal tiga kali pengeluaran rutin bulanan untuk karyawan sedangkan untuk pekerja lepas disarankan 12 kali pengeluaran rutin bulanan. Jika sudah memenuhi hal tersebut, bisa dibilang kita memenuhi satu syarat evaluasi keuangan.

2. Rasio menabung

ilustrasi utang negara (IDN Times/Aditya Pratama)

Rasio menabung dihitung dengan membagi jumlah uang yang ditabung dengan penghasilan setiap bulan. Rasio menabung bisa memperlihatkan porsi tabungan atau investasi yang dilakukan terhadap penghasilan rutin.

Apapun status pekerjaannya, sebaiknya rasio menabung minimal sebesar 10 persen. Artinya, kita menabung 10 persen dari penghasilan kita. Ingat ya, menabung bukan menyisakan, tapi menyisihkan. 

Contohnya, bila penghasilan kita perbulan sebesar Rp3 juta, maka kita menabung minimal Rp300 ribu tiap bulannya. Boleh lebih, tapi jangan kurang ya!

Baca Juga: 5 Kebiasaan yang Merusak Perencanaan Keuangan Pekerja Milenial 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya