TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

BTN Mau Terbitkan Surat Utang Rp1 Triliun di 2022

Surat utang akan diterbitkan pada kuartal II sampai III

Direktur Finance, Planning & Treasury BTN, Nofry Rony Poetra (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Jakarta, IDN Times - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) berencana menerbitkan surat utang atau obligasi sebesar Rp1 triliun pada tahun ini. Direktur Finance, Planning & Treasury BTN, Nofry Rony Poetra mengatakan penerbitan obligasi tersebut akan dilakukan pada kuartal II sampai kuartal III-2022.

"Prosesnya akan kami lakukan di kuartal II sampai kuartal III," ujar Nofry dalam Paparan Kinerja Keuangan Bank BTN Tahun 2021 yang digelar virtual, Selasa (8/2/2022).

Baca Juga: Mantap! Laba BTN Meroket 48,3 Persen Sepanjang 2021

1. BTN sempat hentikan penerbitan surat utang di 2021

(IDN Times/Aditya Pratama)

Nofry mengatakan penerbitan obligasi dilakukan demi menjaga keberlanjutan obligasi BTN di pasar sekunder. Sebab, pada 2021, bank pelat merah tersebut sempat menghentikan penerbitan obligasi.

"Di 2022 ini kami akan rutin menerbitkan obligasi kembali. Setelah tahun lalu kita hentikan. Untuk menjaga kontinuitas dari pasar sekunder obligasi BTN," tutur dia.

Baca Juga: Tok! 8 BUMN Bakal Dapat PMN Senilai Rp55,88 Triliun di 2022

2. BTN tunggu keputusan pemerintah soal PMN

Ilustrasi Modal. (IDN Times/Aditya Pratama)

Pada tahun ini, BTN sendiri belum mendapat komitmen pemerintah terkait Penyertaan Modal Negara (PMN). Direktur Utama Bank BTN, Haru Koesmahargyo mengatakan pihaknya menunggu keputusan pemerintah terkait suntikan modal negara tersebut.

"Jadi rencana itu masih di 2022. Sampai di mana prosesnya? Jadi kita sudah membuat kajian sebagai BUMN dan juga sebagai emiten yang sahamnya dimiliki oleh pemerintah, tentu kita memperhatikan betul, menunggu keputusan pemerintah. Jadi masih dalam proses," tutur Haru.

Hingga saat ini, pemerintah baru memastikan pemberian PMN kepada tujuh BUMN, yakni PLN Rp5 triliun, Hutama Karya Rp23,85 triliun, Adhi Karya Rp1,98 triliun, Waskita Karya Rp3 triliun, Sarana Multigriya Finansial (SMF) Rp2 triliun, Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) Rp1,08 triliun, dan Perum Perumnas Rp1,56 triliun.

Namun, pada Oktober 2021 lalu, Menteri BUMN, Erick Thohir sempat mengusulkan tambahan PMN untuk tiga BUMN, salah satunya BTN. Erick mengusulkan tambahan PMN untuk BNI sebesar Rp3,5 triliun, BTN sebesar Rp1,98 triliun, dan PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) Rp7,5 triliun.

Baca Juga: PLN Sukses Tingkatkan Layanan dan Laba Perusahaan 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya