Industri Asuransi Didominasi Perusahaan Asing, IFG Ingin Jadi Pemenang
Produktivitas asuransi di RI kalah dari negara tetangga
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Direktur Utama Indonesia Financial Group (IFG), Hexana Tri Sasongko mengatakan industri asuransi di Indonesia didominasi perusahaan patungan (joint venture/JV), atau perusahaan asing, khususnya asuransi jiwa.
Dia mengatakan, dengan dibentuknya IFG sebagai Holding Perasuransian dan Penjaminan BUMN, maka diharapkan bisa menurunkan dominasi perusahaan asing di Indonesia dan Asia Tenggara.
“Ke depannya, kita menjahit cita-cita, IFG secara holding akan menjadi perusahaan IKNB terbesar, salah satunya tidak hanya Indonesia, tapi Asia Tenggara, yang kita akan menjadi tuan rumah bagi asuransi jiwa maupun asuransi lainnya, asuransi umum, dan asuransi penjaminan,” kata Hexana dalam konferensi pers pelaksanaan Konferensi Nasional IFG di Jakarta, Selasa (16/5/2023).
Baca Juga: Galau Pilih Asuransi Jiwa atau Asuransi Kesehatan? Ini Jawabannya
Baca Juga: Bos IFG Ungkap Produk Asuransi dan Dana Pensiun Asing Banjiri RI
1. Produktivitas industri asuransi di Indonesia masih rendah
Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, memang perlu upaya besar. Apalagi, kata Hexana, produktivitas industri asuransi dan dana pensiun di Indonesia masih rendah.
“Asuransi dan dana pensiun productivity di Indonesia itu masih rendah, dan relatif rendah dibandingkan negara-negara lain di ASEAN,” ujar Hexana.
Baca Juga: Direktur IFG Robertus Bilitea Jadi Komisaris BNI
Baca Juga: Survei IFG: Tingkat Pemahaman Gen Z soal Asuransi Rendah