TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Masih Rugi, Bos Bukalapak Ungkap Jurus Perbaiki Kinerja Keuangan

Bukalapak proyeksi rugi atau EBITDA Rp1,4 triliun

President PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), Teddy Oetomo dalam Public Expose yang digelar virtual, Rabu (29/6/2022). (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Jakarta, IDN Times - PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) memperkirakan perseroan masih akan mengalami rugi dari minus pendapatan, bunga, depresiasi, amortisasi dan pajak (EBITDA) sebesar Rp1,4 triliun - 1,5 triliun tahun ini.

Hingga akhir Maret 2022, Bukalapak mencatatkan pendapatan Rp788 miliar, dari total transaksi atau Total Processing Value (TPV) sebesar Rp34,1 triliun. Kemudian, ada penyesuaian EBITDA yang minus sebesar Rp372 miliar.

Adapun penyesuaian EBITDA tersebut dilakukan atas dasar Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), karena perusahaan melakukan investasi pada Allo Bank.

"Mengingat bahwa item tersebut bukanlah item operasi, maka kami melakukan EBITDA yang disesuaikan untuk mendapatkan gambaran yang lebih tepat terhadap operasi daripada perseroan," ujar President Bukalapak, Teddy Oetomo dalam dalam Public Expose Bukalapak yang digelar virtual, Rabu (29/6/2022).

Baca Juga: Bukalapak Bidik Pendapatan Rp3 Triliun Tahun Ini 

Baca Juga: Kopi Kenangan Sudah Siap IPO? Simak Bocorannya 

1. Bos Bukalapak mau tekan minus EBITDA tahun ini

Logo Bukalapak (Website/bukalapak.com)

Meski begitu, Teddy mengatakan perseroan telah memiliki strategi untuk bisa menekan proyeksi minus EBITDA tersebut.

"Apabila kita melihat progres perseroan selama tahun ini setelah 3 bulan pertama dan juga proses beberapa bulan terakhir, apabila dari Juni sampai Desember ke depan kita bisa menjaga EBITDA level yang disesuaikan ini pada posisi yang sama dengan bulan Mei, maka akan terlihat kemungkinan bagi EBITDA yang disesuaikan untuk lebih baik daripada minus Rp1,4 triliun," kata Teddy.

Baca Juga: Cuan, Bukalapak Cetak Laba Bersih Rp14,5 Triliun di Kuartal I-2022

2. Bukalapak genjot pendapatan untuk menekan cost perusahaan

Ilustrasi e-commerce. IDN Times/Helmi Shemi

Selain itu, perusahaan juga akan terus mengembangkan volume pendapatan, sehingga bisa mencetak margin kontribusi di ranah yang positif.

"Dan terus mengembangkan volume dari pendapatan sehingga by mathematically dapat meng-cover G&A dari perusahaan dan membawa EBITDA yang disesuaikan ke ranah yang positif," tutur Teddy.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya