ilustrasi menulis (unsplash.com/Hannah Olinger)
Di dalam analisis teknis memiliki pengaruh dari pergerakan pasar sebelumnya. Berbagai jenis asumsi dasar sebuah analisis teknis adalah sebagai berikut:
1. Data pasar
Data pasar ini merupakan semua informasi yang telah diperoleh berdasarkan semua transaksi yang berada di Bursa Efek Indonesia atau BEI. Komponen yang ada di dalam data pasar meliputi hal berikut.
- Harga saham
Pergerakan harga saham berdasarkan emiten untuk jangka waktu tertentu sangat berpengaruh pada data pasar. Contohnya untuk harga saham BBRI pada 6 Agustus 2021 adalah 3560, maka harga tersebut bisa terus bergerak naik turun yang sesuai dengan posisi supply serta demand pada pasar. - Volume transaksi
Berikutnya adalah volume transaksi yang di dalamnya ada jumlah lembar saham pada harga dan juga hari tertentu. Contohnya, ada transaksi sebanyak 4 juta lembar dengan nama saham PT Bank Permata Tbk dengan harga Rp1.000 per lembar.
2. Tren
Untuk jenis asumsi yang satu ini akan menjelaskan adanya pergerakan harga saham agar tidak asal naik maupun turun. Justru hal yang dilihat adalah pola atau juga tren yang berlangsung hingga arahnya justru terbalik.
Arah sebuah tren ini juga dibagi lagi menjadi tiga, yakni tren naik, tren turun, serta konstan (tidak naik maupun turun). Melalui pergerakan tersebut, nantinya akan ada keputusan seperti jadi membeli (buy), menjual (jual), atau juga tunggu (wait and see).
3. Sejarah yang terulang
Para ahli yang menggunakan analisis teknis sangat yakin bahwa pola atau juga tren saham tersebut bisa terulang kembali dari masa ke masa. Meskipun harga saham bisa naik ataupun sebaliknya, namun pola fluktuasi yang sama bisa jadi akan terjadi.
Oleh sebab itu, mereka yang sering memakai analisis tersebut sering mengeluarkan prediksi adanya kenaikan maupun penurunan pada masa depan. Hal itu memang dilakukan berdasarkan data yang tentunya sudah valid.