Boliviano pertama kali diterbitkan di antara 1864 hingga 1963. Angka inflasi yang tinggi dan merajalela selama bertahun-tahun, peso boliviano diganti dengan boliviano baru yang lajunya satu juta banding satu (saat 1 dolar AS bernilai 1,8 / 1,9 juta peso) pada 1987.
Tepat lima tahun setelah penerbitan mata uang boliviano sebagai pengganti mata uang peso Bolivia, pemerintah Bolivia membuat sebuah program jangka panjang yang bertujuan untuk stabilisasi makro ekonomi dan reformasi struktural.
Ditetapkannya program tersebut diharapkan mampu menjadikan stabilitas harga, serta menghasilkan kondisi ekonomi yang terus berkembang dan mengurangi adanya kelangkaan barang. Namun terdapat satu kendala dalam mempercepat perkembangan ekonomi Bolivia. Walaupun dengan memakai mata uang baru, akan tetapi usaha untuk mengembangkan keuangan Bolivia masih bergantung pada batuan asing.
Misalnya pada 2002, Bolivia berutang kepada Amerika Serikat sebesar 4,5 miliar dolar AS ke pihak kreditur asing. Hal tersebut tentu saja menimbulkan kapitalisasi oleh pihak luar, sehingga perusahaan luar negeri berbondong-bondong masuk ke Bolivia.
Pada masa itu, 1 mata uang boliviano baru kira-kira setara dengan 1 dolar AS. Hingga 1906, silver boliviano ini setara dengan 22,5 gram perak murni dan ditujukan di negara tersebut serta boliviano berbagai 100 centavo. Pada UU 14 September 1906 telah mendirikan kandungan emas boliviano dalam 1,464466 gram emas murni, namun koin dengan kandungan emas yang sudah ditentukan tidak dicetak.
Di 1927 bersama dengan mata uang boliviano, fasilitas pembayaran yang sah di negara Bolivia merupakan sebuah koin emas Inggris dan Peru. Pada 31 Desember 1908, mata uang boliviano mulai mengevaluasi metode standar emas baru yakni 12,5 boliviano setara dengan 1 pon sterling.
Dan pada tahun-tahun berikutnya, boliviano terus-menerus terdepresiasi. Dengan demikian, pada tahun 1939, tingkat depresiasi mata uang ini mencapai lebih dari 1.200 persen di mana saat itu 1 pon sterling ini disetarakan dengan 160 boliviano.