Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi utang (IDN Times/Arief Rahmat)

Intinya sih...

  • Doomed debt harus dihindari: Generasi Z harus waspada terhadap utang yang sulit dilunasi, karena dapat mengganggu rencana keuangan jangka panjang.
  • Penyebab utang bermasalah: Tergoda pinjaman online, tidak mematuhi jatuh tempo pembayaran, serta gali lubang tutup lubang.

Jakarta, IDN Times - Setelah ramai istilah doom spending, kini muncul istilah doomed debt alias utang yang membawa petaka.

Doomed debt merupakan situasi yang harus dihindari, terutama bagi generasi muda seperti generasi Z (gen Z) yang menghadapi tantangan finansial yang makin kompleks, apalagi dengan biaya hidup yang terus meningkat.

Simak pengertian, penyebab, dan cara menghindari doomed debt.

1. Pengertian doomed debt

Ilustrasi utang. (IDN Times/Nathan Manaloe)

Dikutip dari situs resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Selasa (14/1/2025), doomed debt adalah istilah yang mencerminkan situasi seseorang terjebak dalam utang yang sulit dilunasi. Survey terbaru menunjukkan bahwa hampir 70 persen gen Z merasa tidak siap untuk mengelola utang setelah lulus sekolah.

Kondisi itu menjadi masalah serius, karena utang yang tidak terkelola dapat mengacaukan rencana keuangan jangka panjang, seperti pendidikan anggota keluarga, membeli rumah, atau menabung untuk pensiun.

2. Penyebab doomed debt

ilustrasi pinjaman online (IDN Times/Mardya Shakti)

Setidaknya, ada beberapa penyebab seseorang bisa mengalami doomed debt. Pertama, mudah tergoda tawaran pinjaman online (pinjol) dan kartu kredit tanpa mempertimbangkan dampaknya. Kemudian, saat harus membayar utangnya, tidak mematuhi jatuh tempo dan harus membayar denda, ditambah bunga yang tinggi.

Untuk bisa menutup utang dari satu lembaga jasa keuangan (LJK), seseorang mengajukan pinjaman dari LJK lain, atau istilahnya gali lubang, tutup lubang. Pada akhirnya, seseorang terjebak utang yang bisa membawa petaka, karena gaji pokoknya setiap bulan tidak cukup untuk melunasi seluruh utang tersebut.

3. Cara menghindari doomed debt

ilustrasi utang (IDN Times/Nathan Manaloe)

OJK menjabarkan empat cara menghindari doomed debt, sebagai berikut:

Literasi keuangan: Konsisten belajar dan mencari tips investasi atau keuangan agar lebih cermat dalam mengatur keuangan.
Buat anggaran: Susun anggaran bulanan untuk mengendalikan pengeluaran, dan memastikan bahwa utang dapat dikelola dengan baik.
Jangan berutang jika tidak mampu melunasi: Berutang harus sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan keuangan, serta diajukan melalui lembaga jasa keuangan yang berizin dari OJK.
Kurangi utang konsumtif: Dapat membebani kondisi keuangan.

Editorial Team