Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi dana insentif (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Investasi dapat dilakukan dengan berbagai metode. Selain dengan cara cost averaging atau secara berkala, investasi bisa juga dilakukan dengan cara lump sum atau sekali bayar. Dilansir dari Lifepal, istilah lump sum merupakan istilah universal yang menggambarkan cara pembayaran secara tunggal, atau sekali bayar.

Beberapa instrumen investasi seperti deposito, obligasi, sukuk, atau pendanaan P2P lending juga hanya bisa dibeli dengan cara lump sum, dan tidak bisa dibeli dengan cara berkala. Namun sejatinya, lump sum bisa digunakan untuk instrumen apapun baik itu saham, reksa dana, hingga emas sekali pun.

Apa saja yang harus diperhatikan sebelum kita memutuskan untuk berinvestasi secara lump sum bagi pemula? Berikut lima tipsnya dari Lifepal.

1. Cocok buat kamu yang belum disiplin berinvestasi

ilustrasi anggaran (IDN Times/Aditya Pratama)

Dalam perencanaan keuangan, nilai dari saving ratio (rasio menabung) yang ideal minimal adalah 10 persen dari penghasilan bulanan. Namun, menyisihkan uang 10 persen dari penghasilan per bulan bagi seorang investor pemula atau yang belum pernah berinvestasi, tentu akan menjadi hal yang cukup berat.

Satu kelebihan dari investasi lump sum adalah, kamu tidak perlu lagi mengeluarkan uang per bulan untuk menyetorkan uang untuk berinvestasi. Hanya dengan sekali bayar, maka kamu pun hanya perlu menunggu hingga jatuh tempo. Atau hingga memasuki waktu di mana instrumen investasinya sudah harus dicairkan.

2. Kurang menguntungkan dengan modal kecil

Editorial Team

Tonton lebih seru di