Jakarta, IDN Times - Pasar saham global sedang mengalami perhatian besar akibat lonjakan valuasi yang didorong oleh antusiasme terhadap kecerdasan buatan (AI), biasa disebut AI Bubble atau gelembung AI. Kenaikan drastis ini membuat sejumlah pengamat melihat kembali apakah harga yang melejit dapat mengikuti kinerja perusahaan yang sebenarnya. Fenomena tersebut memantik perdebatan luas mengenai ekspektasi yang semakin menguat di sektor AI.
Banyak analis menilai gejolak kali ini mengingatkan pada masa sebelum gelembung teknologi pecah, terutama ketika optimisme investor menutup risiko yang mungkin muncul. Berbagai data menunjukkan bahwa kondisi sekarang melibatkan lebih dari sekadar tren pertumbuhan, melainkan juga pertanyaan tentang ketahanan pasar menghadapi tekanan. Dengan konteks itu, lima indikator berikut memperlihatkan tanda-tanda munculnya ketidakwajaran dalam euforia AI.
