Ilustrasi UMKM. (IDN Times/Aditya Pratama)
Adapun pengembangan CrediMart melalui pendanaan ini awalnya dilatarbelakangi oleh permasalahan operasional yang dialami toko grosir konvensional.
Selama pandemik COVID-19, toko grosir konvensional mengalami penurunan volume penjualan hingga 20 persen dikarenakan ketergantungan pada penjualan offline. Hal tersebut menyebabkan terbatasnya jangkauan pelanggan, kesalahan pelayanan, dan antrian panjang di toko. C
CrediMart bekerja sama langsung dengan toko grosir konvensional dan tidak memiliki gudang seperti layanan grosir digital sejenis. Bagi rekan grosir, CrediMart menyediakan aplikasi online ordering untuk memudahkan toko grosir menerima pesanan dan manajemen stok lebih cepat, serta dilengkapi dengan fitur pembukuan digital.
Sementara bagi ritel, CrediMart menyediakan layanan belanja grosir online, pembayaran tempo, hingga layanan pengantaran next-day.
Sejak diluncurkan, CrediMart telah telah menggaet sekitar 60.000 pelaku grosir dan ritel serta mencatat pertumbuhan pendapatan (revenue) hingga 7 kali lipat, meningkatkan 50 persen penjualan harian rekan grosir, serta meningkatkan unique retail customers hingga 56 persen.
Saat ini CrediMart beroperasi di lebih dari 40 kota, menyediakan beragam produk dari pelaku grosir, mulai dari kebutuhan sehari-sehari, obat-obatan terbuka, alat tulis dan perlengkapan kantor, hingga bahan bangunan.
“CrediMart meningkatkan kapasitas digital para pelaku grosir konvensional melalui manajemen pesanan dan inventaris toko. Rekan grosir CrediMart juga menyambut baik layanan digital yang kami sediakan karena CrediMart turut membantu meningkatkan bisnis mereka dari aspek penjualan sehari-hari,” ujar Gabriel.