Aset BTN Syariah yang akan dilepas dari induknya mencapai sekitar Rp61 triliun. Nixon optimistis nilainya bisa tembus Rp65–67 triliun pada Oktober atau November mendatang, bertepatan dengan target penyelesaian proses spin off.
"Saat ini, aset BTN Syariah telah mencapai sekitar Rp60 triliun. Namun setelah seluruh proses spin off rampung pada Oktober atau November mendatang, nilai aset bank syariah baru ini diproyeksikan menembus Rp67 triliun,” ungkap Nixon.
Sebagai upaya peningkatan Capital Adequacy Ratio (CAR) agar bisa mencapai sekitar 18-19 persen sehingga hampir setara dengan induknya saat ini. Dengan begitu, BTN Syariah yang nantinya akan menjadi bank umum syariah (BUS) bisa langsung melangsungkan ekspansi bisnis.
Ia menjelaskan, proses spin off ini merupakan bagian dari komitmen BTN dalam menjalankan amanat Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) dan Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK), yang mewajibkan unit usaha syariah bertransformasi menjadi entitas terpisah.
Dalam ketentuan POJK tersebut, disebutkan bank yang aset UUS-nya mencapai 50 persen atau lebih dari total aset induknya, atau aset UUS-nya minimal Rp 50 triliun, wajib melakukan spin off menjadi Bank Umum Syariah (BUS).