Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi uang (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi uang (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Intinya sih...

  • Orang kaya memprioritaskan aset yang menghasilkan nilai.

  • Orang kaya menggunakan utang sebagai alat pertumbuhan.

  • Orang kaya menyebar aset untuk menekan risiko besar.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Ungkapan “yang kaya makin kaya” sering dianggap sekadar pepatah lama, tetapi kenyataannya masih sangat relevan hingga sekarang. Fenomena ini terjadi karena adanya perbedaan mendasar dalam cara mengelola uang, bukan semata karena besarnya penghasilan. Banyak orang bekerja keras sepanjang hidup, tetapi tetap kesulitan mencapai stabilitas finansial jangka panjang.

Sebaliknya, orang kaya cenderung memahami bagaimana uang dapat diputar agar terus berkembang. Perbedaan ini bukan soal keberuntungan, melainkan strategi dan pola pikir. Lalu, seperti apa sebenarnya cara orang kaya memutar uang agar kekayaannya terus bertumbuh?

1. Orang kaya memprioritaskan aset yang menghasilkan nilai

ilustrasi investasi (pexels.com/Anna Nekrashevich)

Cara orang kaya memutar uang selalu dimulai dari kesadaran bahwa uang tunai bukanlah tujuan akhir. Menyimpan uang tanpa strategi investasi justru membuat nilainya tergerus inflasi dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, uang dipandang sebagai alat untuk memperoleh aset yang mampu menghasilkan nilai tambahan.

Aset produktif menjadi pilihan utama karena mampu menciptakan arus kas atau kenaikan nilai jangka panjang. Saham, properti sewaan, bisnis, dan instrumen keuangan lainnya dipilih karena memiliki potensi pertumbuhan. Berbeda dengan aset konsumtif yang nilainya cenderung turun, aset produktif memberi peluang uang kembali dalam jumlah lebih besar.

2. Orang kaya menggunakan utang sebagai alat pertumbuhan

ilustrasi uang (freepik.com/freepik)

Bagi banyak orang, utang identik dengan risiko dan tekanan finansial. Namun, dalam cara orang kaya memutar uang, utang justru bisa menjadi alat strategis untuk mempercepat pertumbuhan aset. Kuncinya terletak pada perhitungan yang matang dan tujuan yang jelas.

Utang dimanfaatkan untuk mengendalikan aset bernilai besar tanpa harus mengeluarkan seluruh modal sendiri. Contohnya terlihat pada investasi properti atau pengembangan bisnis. Selama aset tersebut mampu menghasilkan pendapatan yang menutup cicilan dan bunga, utang justru bekerja untuk pemiliknya, bukan sebaliknya.

3. Orang kaya menyebar aset untuk menekan risiko besar

ilustrasi investasi (pexels.com/Anna Nekrashevich)

Orang kaya memahami bahwa risiko terbesar dalam keuangan bukan hanya fluktuasi pasar. Risiko paling berbahaya justru muncul ketika terlalu banyak uang ditempatkan pada satu instrumen. Karena itu, diversifikasi menjadi strategi yang hampir selalu diterapkan.

Diversifikasi dilakukan dengan menyusun berbagai jenis aset yang memiliki fungsi berbeda. Saham berperan sebagai pendorong pertumbuhan, obligasi memberi kestabilan, dan properti menghadirkan arus kas. Selain itu, penyebaran geografis juga dilakukan untuk melindungi kekayaan dari risiko kebijakan dan kondisi ekonomi suatu negara.

4. Orang kaya tidak bergantung pada satu sumber penghasilan

ilustrasi uang (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Mengandalkan satu sumber penghasilan dianggap terlalu berisiko dalam jangka panjang. Cara orang kaya memutar uang justru menekankan pentingnya memiliki banyak pintu pemasukan. Dengan begitu, stabilitas keuangan tidak bergantung pada satu kondisi saja.

Beragam sumber penghasilan membuat sistem keuangan menjadi lebih tahan guncangan. Ketika satu sumber pendapatan menurun, sumber lain tetap dapat menopang kebutuhan finansial. Menariknya, sebagian besar pemasukan orang kaya berasal dari sumber pasif atau semi-pasif yang tidak bergantung penuh pada waktu dan tenaga.

5. Orang kaya menjadikan bisnis sebagai mesin kekayaan

ilustrasi meeting bisnis (freepik.com/jcomp)

Bisnis merupakan salah satu alat paling kuat dalam menciptakan kekayaan jangka panjang. Tidak mengherankan jika banyak orang terkaya di dunia membangun asetnya melalui kepemilikan usaha. Bisnis tidak hanya menghasilkan pendapatan, tetapi juga menciptakan nilai yang disebut ekuitas.

Ekuitas bisnis dapat dijual, diwariskan, atau dikembangkan lebih lanjut. Berbeda dengan gaji yang berhenti saat seseorang berhenti bekerja, bisnis yang sehat tetap berjalan melalui sistem yang tepat. Inilah alasan mengapa bisnis sering dijadikan fondasi utama dalam strategi keuangan orang kaya.

6. Orang kaya mengatur pajak dan struktur keuangan secara legal

ilustrasi pajak (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Dalam cara orang kaya memutar uang, pajak bukan sekadar kewajiban tahunan. Pajak diperlakukan sebagai bagian penting dari perencanaan keuangan jangka panjang. Efisiensi pajak yang konsisten dapat memberikan dampak besar terhadap akumulasi kekayaan.

Orang kaya memanfaatkan struktur perusahaan, holding, atau instrumen keuangan yang sah secara hukum. Tujuannya adalah mengatur aliran pendapatan agar lebih fleksibel dan efisien. Pendekatan ini bukan untuk menghindari pajak, melainkan mengelolanya dengan cerdas dan bertanggung jawab.

7. Orang kaya berpikir jangka panjang dan tenang saat krisis

ilustrasi berpikir (pexels.com/Jack Sparrow)

Perbedaan utama antara orang kaya dan kebanyakan orang sering kali terletak pada pengendalian emosi. Saat pasar bergejolak, kepanikan justru membuat banyak orang mengambil keputusan yang merugikan. Sebaliknya, orang kaya cenderung tetap rasional dan fokus pada tujuan jangka panjang.

Krisis dipandang sebagai bagian alami dari siklus ekonomi. Bahkan, kondisi sulit sering dianggap sebagai peluang untuk memperoleh aset berkualitas dengan harga lebih rendah. Sejarah membuktikan bahwa konsistensi dan kesabaran dalam jangka panjang menjadi kunci utama pertumbuhan kekayaan.

Pada akhirnya, cara orang kaya memutar uang bukanlah rahasia yang mustahil dipelajari. Strategi ini bertumpu pada pola pikir, perencanaan, dan disiplin dalam jangka panjang. Dengan memahami prinsip-prinsip tersebut, siapa pun memiliki peluang untuk membangun kondisi finansial yang lebih stabil dan berkelanjutan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team