Sebelum membuka cabang ke-10 di India, bisnis Kebab Baba Rafi telah berdiri di sembilan negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei, Filipina, Bangladesh, Sri Lanka, Tiongkok, dan Belanda, satu-satunya negara di luar Asia.
Ia menceritakan bahwa membuka bisnis di tiap negara memiliki tantangan masing-masing. Misalnya seperti rumitnya perizinan yang harus ditempuh hingga sulitnya mencari partner yang tepat.
“Jadi pasti tidak lepas dari perizinan, standarisasi, kemudian tidak lepas dari rules lokal yang harus kita patuhi sebelum membuka usaha. Berbeda dengan di Indonesia yang umumnya kita bisa membuka usaha dulu baru mengurus perizinan,” katanya.
Di negara-negara maju yang sudah berkembang seperti Belanda, kata Hendy, yang terjadi adalah sebaliknya. "Kita harus memenuhi dulu semua syarat yang harus dipenuhi oleh pemerintah lokal, baru kita bisa membuka usahanya, dan itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit,” lanjut pria kelahiran Surabaya tersebut.
Lebih lanjut, ia mengatakan tantangan lain yang harus dihadapi termasuk kondisi pasar yang berbeda di tiap negara. Di kawasan Asia, menurutnya, pasar masih didominasi oleh generasi muda atau millennial sehingga lebih konsumtif dibandingkan dengan Eropa yang pasarnya sudah berusia tua.
"Sehingga relatif lebih tidak konsumtif dibandingkan daya beli di Asia. Sehingga kalau boleh memilih, sebenarnya daya beli terbesarnya masih, terbanyak di daya beli yang populasinya negara-negara yang banyak penduduknya. Seperti India, Indonesia, Bangladesh ini masih menjadi incaran kami yang utama,” jelasnya.