ilustrasi menghitung debt service ratio (pexels.com/Mikhail Nilov)
Menghitung DSR sebenarnya gak serumit yang dibayangkan, kok. Rumusnya sederhana:
DSR = (Total Cicilan Utang Bulanan ÷ Pendapatan Bersih Bulanan) x 100 persen
Pendapatan bersih berarti penghasilan yang kita terima setiap bulan setelah dipotong pajak, BPJS, dan potongan lainnya. Sedangkan cicilan mencakup semua kewajiban bulanan, termasuk KPR, kredit kendaraan, cicilan gadget, kartu kredit, hingga paylater. Menghitung DSR dengan benar membantu kita memahami batas kemampuan finansial dan menghindari risiko gagal bayar.
Mari kita lihat beberapa contoh nyata:
Contoh 1 – DSR Aman (30 persen)
Pendapatan Bersih: Rp20 juta
Cicilan KPR: Rp4 juta
Cicilan Mobil: Rp1,5 juta
Cicilan Kartu Kredit: Rp500 ribu
Total Cicilan = Rp6 juta
Perhitungan:
DSR = (Rp6 juta ÷ Rp20 juta) x 100 = 30 persen
Hasil ini masih dalam kategori aman. Artinya, hanya 30 persen dari penghasilan yang dipakai untuk membayar utang. Peluang pengajuan pinjaman baru disetujui bank cukup besar.
Skenario 2 – DSR Mulai Mengkhawatirkan (45 persen)
Pendapatan Bersih: Rp15 juta
Cicilan KPR: Rp4,5 juta
Cicilan Mobil: Rp1,5 juta
Cicilan Renovasi Rumah: Rp750 ribu
Total Cicilan = Rp6,75 juta
Perhitungan:
DSR = (Rp6.750.000 ÷ Rp15.000.000) x 100 persen = 45 persen
Hasil ini di atas batas umum (30–40 persen). Kondisi ini membuat bank lebih berhati-hati. Jika kita tetap mengajukan pinjaman baru, kemungkinan besar akan diminta menurunkan nominal pinjaman atau melunasi sebagian cicilan yang ada terlebih dahulu.
Contoh 3 – DSR Sangat Tinggi (60 persen)
Total Cicilan = Rp6 juta
Perhitungan:
DSR = (Rp6 juta ÷ Rp10 juta) x 100 persen = 60 persen
Ini sudah masuk kategori berisiko tinggi. Artinya, lebih dari setengah penghasilan habis untuk membayar cicilan. Jika terus berlanjut, keuangan rumah tangga bisa terganggu karena dana darurat dan kebutuhan sehari-hari jadi gak cukup.
Dengan melihat tiga skenario ini, kita bisa menilai posisi keuangan pribadi, kan. Idealnya, jagalah DSR tetap di bawah 40 persen agar lebih leluasa mengatur pengeluaran, memiliki tabungan, dan terhindar dari stres finansial.
Pada akhirnya, debt service ratio adalah salah satu kunci utama yang menentukan apakah pinjaman kita disetujui atau ditolak. Memahami cara menghitungnya membantu kita membuat keputusan finansial yang lebih bijak. Jadi, sebelum mengajukan pinjaman berikutnya, pastikan kita menghitung DSR terlebih dahulu agar masa depan finansial kita lebih terjamin.