Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-10-30 at 18.41.21.jpeg
Diskusi IIF dalam acara Indonesia Sustainable Energy Week Goes Regional (ISEWGR) di Makassar, Sulawesi Selatan. (Dok/Istimewa_.

Intinya sih...

  • Irman Boyle soroti pentingnya dukung pendanaan dari swasta untuk pembangunan infrastruktur energi di Indonesia.

  • IIF akan jembatani kebutuhan modal sektor swasta dan memperkuat kapasitas pengembang proyek infrastruktur yang berkelanjutan.

  • Sepanjang 2024, IIF berhasil salurkan pendanaan Rp42,5 miliar untuk lebih dari 150 proyek strategis di berbagai sektor.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Head of Advisory PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF), Irman Boyle, menilai pembangunan infrastruktur energi di Indonesia menghadapi tantangan besar. Ia menegaskan, percepatan transisi menuju ekonomi hijau hanya bisa tercapai lewat kolaborasi erat antara sektor pemerintah dan swasta.

Indonesia tengah berupaya keras membangun infrastruktur yang lebih berkelanjutan, dia menilai sektor swasta masih membutuhkan dukungan pembiayaan yang cukup besar.

"Pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan memerlukan kerjasama erat antara pemerintah dan swasta. IIF berkomitmen untuk memberikan dukungan finansial kepada sektor swasta, tidak hanya untuk infrastruktur fisik, tetapi juga untuk energi terbarukan, guna mempercepat transisi menuju ekonomi hijau yang lebih ramah lingkungan,” jelas Irman dalam acara Indonesia Sustainable Energy Week Goes Regional (ISEWGR) dikutip, Kamis (30/10/2025).

1. IIF dukung pembiayaan energi terbarukan dan dekarbonisasi

PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) sudah menyalurkan pembiayaan untuk pembangunan sektor telekomunikasi dan informasi (TI) sebesar Rp3,1 triliun hingga akhir 2024, untuk memperkuat pengembangan ekonomi digital Indonesia. (Dok/Istimewa)). ac

Dalam forum tersebut, IIF menegaskan komitmennya memperkuat pembiayaan proyek energi terbarukan dan mendorong langkah-langkah dekarbonisasi nasional. Salah satu inisiatif penting adalah kolaborasi IIF dengan Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ).

Kerja sama ini bertujuan mempercepat pengembangan fasilitas pembiayaan bagi proyek-proyek berkelanjutan di Indonesia.

IIF juga memperkenalkan tiga produk utama pembiayaan, mulai dari pendanaan berbasis dana (fund-based), non-dana (non-fund-based), dan layanan konsultasi (advisory services). Ketiga produk ini dirancang untuk mempercepat proyek infrastruktur ramah lingkungan, sekaligus memperkuat ekosistem investasi hijau nasional.

2. Menjembatani kebutuhan modal pembangunan hijau

Proyek Infrastruktur IIF di Tahun 2024. (Dok.Istimewa).

Irman menegaskan peran aktif IIF dalam menjembatani kebutuhan modal sektor swasta. IIF juga memperkuat kapasitas pengembang dan memastikan setiap proyek membawa manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan secara berkelanjutan.

Upaya ini juga sejalan dengan target Net Zero Emission 2060 yang dicanangkan pemerintah Indonesia.

“Melalui kolaborasi antara sektor publik dan swasta serta pembiayaan berkelanjutan, IIF terus berkontribusi dalam transformasi menuju ekonomi hijau,” jelasnya.

Dengan berfokus pada keberlanjutan, IIF berharap dapat mempercepat pembangunan infrastruktur yang tidak hanya mendukung pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan untuk masa depan yang lebih hijau dan lebih baik bagi masyarakat Indonesia.

3. IIF salurkan Rp42,5 triliun untuk 150 proyek strategis

Kontribusi IIF Bagi Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan di Indonesia. (Dok/Istimewa).

Sepanjang 2024, IIF tercatat telah menyalurkan dana Rp42,5 triliun untuk lebih dari 150 proyek strategis di berbagai sektor. Pendanaan tersebut mencakup transportasi, energi, telekomunikasi, air bersih, dan sektor prioritas lainnya.

Salah satu capaian utama adalah pembangunan proyek energi terbarukan berkapasitas hampir 700 MWh per tahun. Proyek ini mampu memasok listrik untuk 693 ribu rumah tangga dan menekan emisi gas rumah kaca hingga 4,81 juta ton CO₂ per tahun.

Selain itu, IIF mendukung tujuh proyek penyediaan air minum yang memberi akses air bersih bagi 6,7 juta orang, serta pembangunan fasilitas kesehatan berkapasitas lebih dari 1.000 tempat tidur. IIF juga berperan dalam proyek jalan tol strategis yang membuka akses ekonomi baru di berbagai wilayah.

PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) sendiri merupakan lembaga keuangan swasta non-bank yang berfokus pada pembiayaan infrastruktur dan layanan konsultasi.

Struktur kepemilikan IIF terdiri atas PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) (Persero), Asian Development Bank (ADB), International Finance Corporation (IFC)—anggota Grup Bank Dunia, Deutsche Investitions- und Entwicklungsgesellschaft (DEG) milik KfW, serta Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) dari Jepang.

Editorial Team