Harga Bitcoin Nanjak Lagi, Tokocrypto Ajak Investor Merapat!

Jakarta, IDN Times - Harga aset kripto Bitcoin kembali mendekati level 70 ribu dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp1,13 miliar (kurs Rp16.242). Chief Marketing Officer (CMO) Tokocrypto, Wan Iqbal, menyatakan tahun ini tren harga Bitcoin alias BTC memang menanjak lagi, seiring dengan periode halving yang terjadi pada 20 April 2024 lalu.
Periode halving adalah momentum di mana imbal hasil para penambang (miners) BTC dipotong 50 persen. Artinya, pasokan BTC di pasar berkurang, dan menciptakan efek kelangkaan, yang pada akhirnya membuat harga BTC melonjak.
"Siklus Bitcoin halving ini sekitar empat tahun sekali. Dulu 2016 naik, 2020 naik lagi. Dan halving baru saja terjadi bulan April kemarin," kata CMO Tokocrypto, Wan Iqbal yang dikutip Kamis, (13/6/2024).
1. Momentum yang baik bagi para investor
Di sisi lain, BTC menyambut baik angka inflasi Amerika Serikat (AS) pada Mei 2024 yang lemah. Sehingga harganya sempat melonjak menjadi 69.400 dolar AS, naik hampir empat persen selama sepekan terakhir. Setelah angka inflasi AS turun, muncul ekspektasi penurunan suku bunga oleh Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed) dalam waktu dekat.
Pada pertemuan Juni 2024, The Fed telah memutuskan pertahankan suku bunganya, di mana kondisi itu berpengaruh penting pada harga BTC. Iqbal mengatakan pemulihan Bitcoin merupakan momentum bagi investor untuk mengoptimalkan peluang dengan mulai mempertimbangkan instrumen investasi berisiko tinggi, seperti kripto.
Selain itu, iklim investasi kripto juga mendapat angin segar dari berbagai faktor lain. Adopsi institusional terhadap Bitcoin dan aset kripto lainnya terus meningkat, dengan beberapa perusahaan besar mulai mempertimbangkan kripto sebagai bagian dari portofolio investasi mereka. Hal ini menunjukkan kepercayaan yang semakin kuat terhadap potensi jangka panjang aset digital.
"Adopsi kripto yang semakin luas dengan munculnya ETF kripto diberbagai negara telah membuka peluang baru bagi investor untuk berinvestasi di kripto dengan cara yang lebih mudah dan aman. Hal ini meningkatkan kredibilitas industri kripto dengan menunjukkan bahwa kripto diterima oleh lembaga keuangan arus utama," kata Iqbal.
2. Volume transaksi aset kripto di Tokocrypto meningkat
Lebih lanjut, Tokocrypto saat ini telah melayani lebih dari empat juta pengguna. Distribusi usia pengguna Tokocrypto beragam, dengan mayoritas pengguna berusia antara 18-30 tahun (56,7 persen), diikuti oleh usia 31-45 tahun (33,9 persen), dan 46 tahun ke atas (9,4 persen).
Iqbal mengatakan, transaksi Tokocrypto dalam lima bulan terakhir menunjukkan tren positif. Seiring dengan pasar kripto yang mulai tumbuh kembali, Tokocrypto mencatatkan pertumbuhan dengan rata-rata daily volume trading mencapai lebih dari kurang lebih 20-30 juta dolar AS per hari.
Pada 2023, Tokocrypto mencatatkan volume trading sebesar empat miliar dolar AS. Hingga kuartal I-2024, volume trading di platform tersebut sudah mencapai 2,5 miliar dolar AS. Tahun ini, pihaknya menargetkan transaksi volume trading naik tiga kali lipat, menjadi 12 miliar dolar AS, dan jumlah pengguna menjadi enam juta.
Meningkatnya nilai transaksi juga beriringan dengan penyetoran pajak kripto kepada negara. Tokocrypto mendapatkan penghargaan sebagai salah satu wajib pajak dengan kontribusi terbesar di Indonesia. Hal ini menunjukkan keseriusannya dalam mendorong kontribusi sektor aset kripto terhadap pajak, sebagai sumber penerimaan negara yang berperan penting untuk pembangunan.
"Tokocrypto tetap stabil dalam dinamika industri aset kripto global. Operasional dan transaksi kami masih berjalan normal, dan kami melihat tren kenaikan yang menunjukkan kepercayaan pelanggan kami yang tetap kuat terhadap Tokocrypto," ujar Iqbal.
3. Investor bisa cicil investasi kripto
Belum lama ini, Tokocrypto memperkenalkan fitur baru, yakni Pembelian Berkala atau Dollar-Cost Averaging (DCA), di mana pengguna dapat melakukan auto investasi dengan mencicil.
Pada Juli mendatang, Tokocrypto akan memperkenalkan fitur terbaru yang memungkinkan pengguna memperoleh passive income dari aset kripto yang mereka simpan. Fitur itu menawarkan beragam jenis kripto dengan suku bunga yang tinggi.
Selanjutnya, pada Agustus 2024, Tokocrypto akan meluncurkan produk terbaru yang dikembangkan melalui kolaborasi dengan salah satu bank besar di Indonesia untuk meningkatkan adopsi penggunaan aset kripto secara lebih luas.
"Kami melihat aset kripto menjadi pilihan, menjadi kebutuhan masyarakat Indonesia. Kami ingin dari investasi sendiri, mereka punya pandangan itu bisa mengubah hidup. Makanya kami ingin buat produk dan servis terbaik untuk seluruh masyarakat Indonesia," ujar Iqbal.