Ilustrasi UMKM. (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)
Terbentuknya Holding Ultra Mikro semakin dekat setelah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar BRI pada Kamis (22/07) menyetujui pelaksanaan aksi korporasi rights issue untuk menerbitkan saham baru dalam rangka PMHMETD. Dana hasil dari aksi korporasi tersebut akan dimanfaatkan BRI untuk pembentukan Holding Ultra Mikro yang dilakukan melalui penyertaan saham BRI dalam Pegadaian dan PNM, sebagai hasil dari inbreng pemerintah. Selebihnya akan digunakan sebagai modal kerja BRI dalam rangka pengembangan ekosistem ultra mikro, serta bisnis mikro dan kecil.
Direktur Utama BRI Sunarso menjelaskan bahwa dengan pembentukan Holding Ultra Mikro tidak hanya dapat memberikan pertumbuhan yang berkelanjutan bagi BRI, Pegadaian maupun PNM, tetapi juga bagi pelaku usaha yang termasuk dalam segmen ini. Dalam sinergi ini, PNM akan berperan di fase Empowerment. Pinjaman kelompok yang disalurkan PNM selain bernilai sebagai pembiayaan juga berfungsi dalam pemberian asistensi dan peningkatan kapabilitas. Kemudian, di fase Integration, Perseroan dan Pegadaian dapat membantu pelaku usaha di segmen tersebut dengan berbagai produk gadai maupun kredit usaha rakyat.
“Selanjutnya, pada tahap terakhir yaitu fase Upgrade, Holding Ultra Mikro memungkinkan pelaku usaha ultra mikro untuk naik kelas menjadi nasabah mikro perseroan yang berbasis komersial. Proses dimaksud akan terjadi dalam satu ekosistem sehingga lebih efektif dan efisien,” tambahnya.
Sinergi tiga BUMN melalui Holding Ultra Mikro tersebut tidak sekadar memberikan akses layanan keuangan kepada lebih dari 45 juta usaha ultra mikro, tetapi juga memberikan manfaat yang besar bagi pengembangan UMKM dan juga perekonomian nasional, khususnya dalam mempercepat pemulihan ekonomi pascapandemik COVID-19.