Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi investasi (freepik.com)
Ilustrasi investasi (freepik.com)

Intinya sih...

  • Investasi bukan judi, tapi butuh pengetahuan dan strategi yang disiplin serta rencana jangka panjang.

  • Risiko investasi sebenarnya lebih kecil daripada tidak berinvestasi sama sekali, dengan konsistensi dan kesabaran peluang untungnya jauh lebih besar.

  • Siapa pun bisa menjadi investor sukses dengan belajar dan berpikir sistematis, menggunakan kerangka analisis sebelum membeli saham.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Ketika kecil, kita dikelilingi cerita hantu dan mitos yang bikin merinding. Namun seiring bertambahnya usia, cerita seram itu berubah, kini bukan soal sosok mistis, melainkan tentang investasi yang sering disalahpahami.

Ada yang bilang investasi itu sama saja seperti berjudi, ada pula yang percaya hanya profesional yang bisa sukses di pasar saham. Akibatnya, banyak orang takut mulai berinvestasi karena dianggap terlalu berisiko.

Padahal, menurut pakar keuangan pribadi dan investor sekaligus pendiri Ericnomics, Eric Pan, mempercayai mitos investasi bisa membuat kamu kehilangan banyak peluang untuk membangun kekayaan. Dilansir GOBankingRates, Pan membongkar tiga mitos besar tentang dunia investasi dan kebenaran di baliknya.

1. Mitos 1: Investasi itu sama saja dengan judi

Ilustrasi investasi (freepik.com)

Banyak orang mengira investasi di pasar saham penuh keberuntungan dan risiko. Tapi Pan menegaskan, perbedaan besarnya terletak pada pengetahuan dan strategi.

Menurutnya, orang yang kehilangan uang karena ikut-ikutan beli saham dari saran tukang cukur”memang sedang berjudi, bukan berinvestasi. Investasi sejati bukan soal keberuntungan, melainkan disiplin, riset, dan keputusan berdasarkan data. Diversifikasi portofolio dan rencana jangka panjang adalah kunci yang membedakan investor sukses dari penjudi.

2. Mitos 2: Investasi itu terlalu berisiko dan tidak aman

Ilustrasi risiko investasi (freepik.com)

Kita semua pernah mendengar kisah orang yang kehilangan tabungannya karena pasar saham anjlok. Tapi Pan mengingatkan, sejarah menunjukkan hasil berbeda: siapa pun yang berinvestasi secara konsisten dan sabar, peluang untungnya jauh lebih besar.

“Investasi memang ada risikonya, tapi bukan berarti harus sembrono,” ujarnya.

Faktanya, sejak 1936, tidak ada investor yang rugi jika memegang portofolio S&P 500 selama 20 tahun berturut-turut. Jadi, risiko sebenarnya bukan karena berinvestasi, tapi karena tidak mulai berinvestasi sama sekali.

3. Mitos 3: Hanya profesional yang bisa sukses di pasar saham

Ilustrasi pasar saham (freepik.com)

Bayangan tentang investor sukses biasanya adalah sosok profesional bersetelan jas yang bekerja di Wall Street. Tapi Pan menegaskan, siapa pun bisa menjadi investor sukses, asal mau belajar dan berpikir sistematis.

“Investor profesional selalu menggunakan kerangka analisis, entah fundamental, teknikal, atau komparatif,” ucap Pan.

Kamu pun bisa meniru caranya dengan menanyakan tiga hal sebelum membeli saham:

  • Apakah aku paham bisnisnya?

  • Apakah valuasinya wajar?

  • Apakah cocok dengan portofolioku?

Dengan pola pikir seperti ini, kamu bisa berpikir lebih rasional dan menghindari keputusan emosional dalam berinvestasi. Percaya pada mitos investasi bisa membuat kamu kehilangan kesempatan besar, mulailah dengan pengetahuan dasar, strategi yang disiplin, dan mindset jangka panjang.

Seperti kata Pan, investasi bukan tentang keberuntungan, tapi tentang ilmu, kesabaran, dan konsistensi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team