Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi trading (unsplash.com/Jason Briscoe)
ilustrasi trading (unsplash.com/Jason Briscoe)

Intinya sih...

  • Saham merupakan bukti kepemilikan dari suatu perusahaan, dengan risiko tinggi namun dapat memberikan keuntungan melalui capital gain dan dividen.

  • Obligasi merupakan surat utang yang lebih stabil daripada saham, dengan risiko gagal bayar atau perubahan suku bunga yang memengaruhi nilai.

  • Reksadana cocok untuk pemula karena dikelola oleh profesional, dengan keuntungan bergantung pada kinerja instrumen dan risiko relatif rendah.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Investasi saat ini sudah semakin diminati oleh banyak orang sebagai salah satu cara untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang atau bahkan jangka pendek. Dengan memilih instrumen yang tepat, maka kamu bisa mengembangkan aset yang ada, sekaligus melindungi nilai uang dari potensi inflasi.

Sebelum memutuskan untuk memilih jenis investasi, maka penting untuk memahami terlebih dahulu bagaimana masing-masing instrumen tersebut dapat bekerja, sebab masing-masing memiliki risiko, karakteristik, hingga potensi keuntungan yang berbeda. Berikut ini merupakan beberapa jenis investasi populer dan cara kerjanya agar bisa dipertimbangkan dengan matang.

1. Investasi saham

ilustrasi investasi (unsplash.com/Dimitri Karastelev)

Saham merupakan bukti kepemilikan dari suatu perusahaan, sehingga dengan membeli saham, maka kamu akan turut memiliki sebagian dari perusahaan tersebut. Keuntungan utama dari saham dapat diperoleh melalui capital gain pada saat saham tersebut naik dan dividen yang dibagikan pada pihak perusahaan.

Saham ternyata memiliki risiko tinggi karena harganya bisa saja naik turun dengan cepat mengikuti kondisi ekonomi, pasar, hingga kinerja perusahaan. Oleh sebab itu, penting untuk selalu memahami terkait analisis pasar, serta melakukan diversifikasi agar risikonya dapat diminimalisir dengan baik.

2. Investasi obligasi

ilustrasi trading (unsplash.com/Austin Distel)

Obligasi merupakan surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau perusahaan dengan janji akan membayar kembali pokok pinjaman tersebut, beserta bunganya. Instrumen ini memang kerap dianggap lebih stabil jika dibandingkan saham karena dapat memberikan imbal hasil tetap dalam jangka waktu tertentu.

Walau demikian, obligasi tetap memiliki risiko, seperti gagal bayar atau perubahan pada suku bunga yang dapat memengaruhi nilainya secara keseluruhan. Dengan memilih penerbit obligasi yang kredibel, maka bisa menjadikan instrumen ini sebagai salah satu cara yang paling aman untuk berinvestasi.

3. Investasi reksadana

ilustrasi reksadana (pexels.com/TabTrader.com)

Reksadana merupakan wadah yang bertujuan untuk menghimpun dana dari banyak investor yang nantinya akan dikelola oleh manajer investasi ke berbagai instrumen yang ada, seperti obligasi, saham, hingga pasar uang. Jenis investasi ini ternyata cocok untuk para pemula karena manajemen portofolio kerap dilakukan oleh pihak profesional.

Keuntungan dari reksadana sebetulnya sangat bergantung pada kinerja instrumen yang dipilih, sementara risikonya relatif lebih rendah dikarenakan diversifikasi yang dilakukan. Dengan modal kecil sekali pun, maka kamu sudah bisa memulai investasi dan memeroleh pengalaman dalam mengembangkan aset yang dimiliki.

4. Investasi emas

ilustrasi emas (pexels.com/Michael Steinberg)

Emas dikenal sebagai instrumen investasi tradisional yang memang relatif stabil dan tahan terhadap potensi inflasi. Nilainya cenderung naik dalam jangka panjang, sehingga banyak orang yang kerap menjadikannya sebagai pilihan untuk melindungi nilai aset yang ada.

Investasi emas dapat dilakukan dalam bentuk fisik, seperti perhiasan atau logam mulia, termasuk secara digital melalui aplikasi investasi yang tersedia. Meski memang tidak memberikan keuntungan instan, namun tetap nilai populer karena likuiditasnya tinggi dan mudah untuk diperjualbelikan.

Memahami berbagai jenis investasi dan cara kerjanya merupakan langkah awal sebelum menempatkan dana milikmu. Dengan memilih instrumen yang paling sesuai dengan tujuan dan profil risiko, maka kamu bisa mengoptimalkan hasil investasi yang dimiliki. Pada akhirnya investasi bukan hanya tentang keuntungan, namun juga strategi dalam mengelola risiko keuangan!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team