5 Kesalahan Umum Mengelola Uang di Usia 20-an, Bikin Dompet Kering!

19 Jun 2025, 20:41 WIB

Tiara Merdika

ilustrasi menghitung uang (freepik.com/freepik)

Intinya sih...

Belum membuat anggaran bulanan yang jelas
Terlalu mudah tergoda dengan diskon dan flash sale
Tidak memiliki tabungan atau dana darurat

Pernah merasa uang baru gajian tapi tiba-tiba udah habis aja? Padahal belum sempat dipakai buat hal penting, saldo rekening udah nyisa recehan. Tenang, kamu gak sendiri! Banyak orang di usia 20-an ngalamin hal yang sama.

Di masa ini, kita mulai punya penghasilan sendiri, tapi belum semua paham cara mengelola keuangan dengan bijak. Kesalahan kecil yang kelihatan sepele bisa berdampak besar di masa depan. Yuk, simak lima kesalahan finansial yang sering dilakukan di usia 20-an dan cara menghindarinya!

1. Gak punya anggaran bulanan yang jelas

ilustrasi perempuan membuat anggaran bulanan (freepik.com/tirachardz)

Banyak anak muda yang langsung belanja setelah gajian tanpa bikin perencanaan dulu. Akibatnya, di tengah bulan udah bingung cari uang buat kebutuhan harian. Padahal, punya anggaran itu penting banget biar keuangan tetap terkontrol.

Dengan bikin budget, kamu jadi tahu berapa pengeluaran untuk kebutuhan, hiburan, dan tabungan. Gak harus ribet, cukup catat pengeluaran rutin dan sisihkan dana darurat. Kelola uang sejak awal gajian biar dompet gak langsung kering!

2. Terlalu mudah tergoda diskon dan flash sale

ilustrasi perempuan menggunakan handphone (freepik.com/freepik)

Promo dan diskon di e-commerce emang bikin kalap, apalagi kalau barangnya keliatan lucu dan katanya “cuma hari ini.” Tanpa sadar, kamu beli barang yang gak kamu butuhin cuma karena takut ketinggalan momen. Ini salah satu penyebab dompet cepat tipis!

Coba tahan dulu setiap kali pengen checkout. Tanyakan ke diri sendiri, “Aku butuh ini sekarang atau cuma lapar mata?” Belanja itu boleh, asal gak bikin kamu lupa prioritas keuangan yang lebih penting.

3. Gak punya tabungan atau dana darurat

ilustrasi orang menabung (freepik.com/frimufilms)

Banyak orang di usia 20-an merasa masih muda, jadi mikir nabung itu nanti-nanti aja. Padahal, kondisi darurat kayak sakit atau kehilangan pekerjaan bisa datang tanpa permisi. Kalau gak punya dana cadangan, kamu bisa kelimpungan sendiri.

Biasakan sisihkan minimal 10–20% dari penghasilan setiap bulan buat tabungan. Lebih baik punya tabungan kecil daripada gak punya sama sekali. Mulai dari sekarang, yuk lindungi diri dari risiko dengan dana darurat!

4. Terjebak gaya hidup demi eksistensi sosial

ilustrasi perempuan belanja (freepik.com/pressfoto)

Nongkrong di kafe hits, staycation tiap bulan, dan update outfit terus biar kelihatan keren di media sosial. Tanpa sadar, gaya hidup ini bikin kamu habisin uang cuma demi validasi orang lain. Ini yang sering bikin finansial muda jadi kacau.

Gak ada yang salah dengan menikmati hidup, tapi jangan sampai kamu jadi korban gaya hidup yang kamu sendiri gak mampu sustain. Pilih kegiatan yang bikin kamu happy tanpa harus bikin kantong jebol. Hidup hemat gak bikin kamu kurang keren, kok!

5. Gak mikir jangka panjang atau investasi sejak dini

ilustrasi laki-laki berinvestasi (freepik.com/pressfoto)

Banyak orang nunda investasi karena merasa belum paham atau takut rugi. Tapi kalau terus ditunda, kamu bisa kehilangan waktu emas buat memulai. Padahal investasi itu bukan cuma buat orang kaya, tapi buat siapa aja yang mau punya masa depan aman.

Kamu bisa mulai dari reksa dana, emas, atau instrumen investasi yang cocok buat pemula. Pelajari pelan-pelan dan jangan takut salah, karena belajar itu proses. Kelola uang sejak sekarang biar kamu gak panik pas udah masuk usia 30-an!

Mengelola keuangan di usia 20-an itu penting banget buat masa depan yang lebih stabil. Kesalahan kecil bisa dicegah kalau kamu mulai sadar dan mau belajar dari sekarang. Yuk, lebih bijak kelola uang biar dompet tetap aman sampai akhir bulan!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.