Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi emas (pexels.com/Michael Steinberg)

Emas batangan dikenal sebagai salah satu instrumen investasi yang dianggap aman dan juga tahan terhadap potensi inflasi, sehingga banyak orang yang memilih hal tersebut untuk aset pelindung nilai. Meski emas bersifat tahan lama, namun bentuk fisiknya tetap bisa mengalami kerusakan apabila tidak memeroleh perawatan yang baik atau pun disimpan secara sembarangan.

Kerusakan pada emas batangan dapat ditandai dengan penyok, goresan, atau perubahan warna, sehingga bisa berdampak secara langsung terhadap nilai jual dan kepercayaan pembeli. Oleh sebab itu, pahamilah beberapa konsekuensi berikut ini yang bisa dialami apabila emas batangan milikmu mengalami kerusakan, sehingga bisa menghindarinya di kemudian hari.

1. Nilai jual yang menurun

ilustrasi emas (pexels.com/Michael Steinberg)

Salah satu konsekuensi utama dari kerusakan emas batangan adalah turunnya nilai jual akibat cacat fisik yang terlihat dengan jelas. Pembeli atau toko emas pada umumnya akan menilai bahwa kondisi emas secara visual dan juga kerusakan yang dialaminya, sehingga bisa saja membuat nilai harga tersebut jadi di bawah harga pasar.

Meski kadar emas tetap dianggap sama, namun bentuk fisik yang tidak sempurna tetap akan memengaruhi daya tarik investasi dan juga nilai estetika yang dimiliki. Akibat dari hal ini akan membuat investor mengalami kerugian pada saat ingin mencairkan emas tersebut, sebab harganya yang menurun secara signifikan.

2. Keaslian sulit diverifikasi

ilustrasi emas (pexels.com/Zlaťáky.cz)

Emas batangan yang rusak ternyata bisa memunculkan adanya keraguan terhadap keasliannya, sebab segel pada pelindung atau cap pabrik bisa saja ikut rusak. Hal ini dapat menimbulkan kesulitan tersendiri pada saat ingin melakukan verifikasi keaslian di toko emas atau pun tempat penaksir emas.

Tanpa adanya bukti fisik yang terlihat lengkap, seperti sertifikat atau cap keaslian yang masih jelas, maka emas yang kamu miliki justru akan terlihat mencurigakan. Pada akhirnya pemilik harus membayar biaya tambahan untuk melakukan uji laboratorium agar dapat membuktikan kemurnian dari emas tersebut, sehingga dianggap tetap aman.

3. Sulit diterima di tempat resmi

ilustrasi emas (pexels.com/Zlaťáky.cz)

Kerusakan pada emas batangan ternyata akan menyulitkan pemiliknya pada saat ingin menjual kembali di toko resmi atau lembaga yang memang masih mengutamakan kondisi barang. Ada banyak tempat yang hanya menerima emas batangan dengan tampilan yang tersegel rapi dan juga memiliki sertifikat dalam kondisi yang baik.

Jika emas sudah dalam kondisi rusak atau kehilangan segel, maka proses penjualan bisa saja menjadi lebih rumit, bahkan ditolak oleh lembaga tertentu. Hal ini akan membuat investor jadi harus mencari alternatif lain yang menawarkan harga lebih rendah, sehingga bisa saja memunculkan kerugian tersendiri.

4. Biaya perbaikan tambahan

ilustrasi emas (pexels.com/Michael Steinberg)

Jika emas batangan mengalami adanya kerusakan yang cukup parah, maka pemilik mungkin harus mengeluarkan biaya tambahan untuk perbaikannya, seperti misalnya dengan mencetak ulang atau melelehkan kembali. Proses ini ternyata memerlukan tenaga ahli, serta biaya yang tidak sedikit, apalagi jika kerusakannya cukup parah.

Bukan hanya mengurangi keuntungan, namun perbaikan tersebut juga dapat membuat emas jadi kehilangan bobot asli, bahkan kadar kemurniannya jadi turut menurun. Akibat dari hal ini, nilai investasi pun berkurang secara signifikan karena adanya perubahan pada struktur fisik yang dimiliki emas.

Menjaga kondisi emas batangan agar tetap utuh dan terawat untuk merupakan langkah penting dalam menjaga nilai investasinya. Kerusakan sekecil apa pun ternyata akan sangat memengaruhi harga jual dan reputasi keaslian yang dimiliki emas. Pastikan emas tetap dalam kondisi aman untuk jangka panjang!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team