ilustrasi uang rupiah (pexels.com/Ahsanjaya)
Jenis kredit produktif sangat bervariasi dan disesuaikan dengan kebutuhan peminjam. Setiap jenis memiliki fungsi tertentu yang bisa membantu usaha tetap berjalan atau berkembang lebih besar. Berikut beberapa jenis kredit produktif yang paling sering ditemui:
a. Kredit modal kerja (KMK)
Jenis pinjaman ini ditujukan untuk membiayai kebutuhan operasional sehari-hari, seperti pembelian bahan baku, pembayaran gaji, hingga ongkos distribusi. KMK cocok untuk bisnis yang sudah berjalan agar tetap stabil dan tidak terganggu masalah arus kas. Biasanya kredit ini membutuhkan jaminan aset dengan tenor menengah.
b. Kredit investasi
Kredit ini digunakan untuk membiayai kebutuhan jangka panjang, misalnya membeli mesin baru, membangun gudang, atau membuka cabang usaha. Nilai pinjamannya biasanya lebih besar dan tenornya panjang, sehingga cocok untuk usaha yang ingin ekspansi. Proses pengajuan kredit investasi umumnya lebih ketat karena melibatkan aset besar sebagai jaminan.
c. Kredit usaha mikro dan kecil
Jenis ini ditujukan untuk pelaku UMKM dengan syarat yang lebih ringan. Kredit ini membantu usaha kecil agar naik kelas dan lebih kompetitif di pasar. Skemanya biasanya fleksibel, sehingga cocok untuk pelaku usaha rumahan maupun bisnis skala kecil.
d. KPR produktif
Kredit pemilikan rumah atau ruko bisa menjadi kredit produktif jika digunakan untuk usaha, misalnya membuka toko, kafe, atau menyewakan properti. Dengan begitu, cicilan KPR tidak hanya menjadi beban, tetapi juga sumber pendapatan. Jenis kredit ini cukup populer karena sekaligus memberikan aset jangka panjang.
Dengan memahami jenis-jenis di atas, kamu bisa menyesuaikan pilihan kredit sesuai kebutuhan. Jangan sampai salah memilih karena setiap jenis punya karakteristik yang berbeda. Semakin tepat kredit yang diambil, semakin besar pula manfaat produktif yang bisa dirasakan.