Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi pensiun (freepik.com)
Ilustrasi pensiun (freepik.com)

Intinya sih...

  • Mempersiapkan pensiun ibarat melakukan perjalanan ke tempat baru, butuh peta agar sampai tujuan dengan aman.

  • Rencana pensiun bukan sekadar menabung di program 401(k), tapi memerlukan strategi investasi yang lebih menyeluruh.

  • Penting memiliki strategi penarikan dana yang fleksibel dan keseimbangan antara keamanan dan pertumbuhan tabungan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Banyak orang mulai menabung untuk masa pensiun sejak awal bekerja, bahkan ketika masih berada di posisi junior. Ada juga yang baru menyadari pentingnya persiapan keuangan setelah bertahun-tahun bekerja keras. Apa pun jalannya, tujuan akhirnya sama: menikmati masa tua dengan tenang dan aman secara finansial.

Namun, menurut para pakar, tidak ada yang bisa mempersiapkan pensiun dengan sempurna. Kesalahan kecil pasti terjadi. Karena itu, peran penasihat keuangan menjadi penting. Salah satunya adalah Steve Chen, pelatih keuangan sekaligus CEO Call To Leap, yang telah membantu ribuan orang membangun tabungan darurat, melunasi utang berbunga tinggi, hingga berinvestasi dengan strategi tepat.

Chen menegaskan, kesalahan terbesar yang sering dilakukan banyak orang adalah tidak memiliki rencana jelas dalam menabung dan menarik dana pensiun. Padahal, langkah ini sangat krusial untuk menghindari stres dan kekurangan dana di kemudian hari.

1. Mengapa rencana pensiun Itu penting?

Ilustrasi dana pensiun (freepik.com)

Mempersiapkan pensiun ibarat melakukan perjalanan ke tempat baru. Kamu pasti membutuhkan peta agar sampai ke tujuan dengan aman. Sayangnya, banyak orang hanya mengandalkan “harapan” tanpa benar-benar menyusun perencanaan detail terkait pengeluaran, pajak, hingga biaya kesehatan.

Chen menjelaskan bahwa rencana pensiun bukan sekadar menabung di program 401(k) perusahaan. Diperlukan strategi yang lebih menyeluruh, mulai dari memanfaatkan IRA tradisional maupun Roth, hingga menggabungkan berbagai instrumen investasi. Ia juga mendorong pekerja untuk mengubah pola pikir, dari sekadar menabung menjadi mengatur cara menggunakan tabungan secara strategis.

Salah satu metode yang diajarkan Chen adalah strategi “bucket” yang membagi dana pensiun dalam tiga kategori waktu:

  • Jangka pendek (0–2 tahun): disimpan di rekening tabungan berbunga tinggi untuk kebutuhan rutin.

  • Jangka menengah (3–10 tahun): ditempatkan pada investasi konservatif seperti obligasi atau dana dividen.

  • Jangka panjang (10 tahun ke atas): dialokasikan ke ETF saham untuk menjaga potensi pertumbuhan.

2. Strategi penarikan dana

Ilustrasi uang (freepik.com)

Selain menabung, penting juga memiliki strategi penarikan dana yang fleksibel. Banyak orang hanya fokus menumpuk tabungan tanpa rencana kapan dan bagaimana menarik uangnya. Ada pula yang terpaku pada aturan 4 persen yaitu menarik 4 persen dari tabungan di tahun pertama pensiun lalu menyesuaikan dengan inflasi, padahal aturan ini tidak selalu cocok bagi semua orang.

Chen menekankan bahwa koordinasi penarikan dari berbagai sumber dapat membantu meminimalkan pajak. Pendekatan fleksibel jauh lebih efektif dibanding pola kaku yang justru bisa mempercepat habisnya tabungan.

3. Terlalu takut sama buruknya dengan terlalu berani

Ilustrasi bekerja jelang pensiun (freepik.com)

Ketakutan hidup tanpa gaji tetap sering membuat pensiunan terlalu berhati-hati. Banyak yang menimbun uang tunai atau menolak berinvestasi sama sekali. Akibatnya, mereka hidup jauh di bawah kemampuan finansialnya hingga kehilangan kenyamanan pensiun.

Menurut Chen, kunci utama adalah keseimbangan. Pensiunan tidak harus memilih antara keamanan atau pertumbuhan. Dengan kombinasi sumber pendapatan berisiko rendah, investasi jangka panjang, serta dana tunai cadangan, tabungan dapat tetap aman sekaligus berkembang.

Kesalahan terbesar dalam mempersiapkan pensiun adalah tidak memiliki rencana keuangan yang matang. Dengan strategi menabung dan menarik dana yang cerdas, fleksibel, serta disesuaikan dengan kondisi pribadi, masa pensiun bisa lebih tenang dan sejahtera. Seperti perjalanan panjang, pensiun membutuhkan peta yang jelas agar sampai ke tujuan tanpa tersesat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team