Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi pasar saham (freepik.com)
Ilustrasi pasar saham (freepik.com)

Intinya sih...

  • Futures saham AS melemahFutures Dow Jones Industrial Average (YM=F) dan S&P 500 (ES=F) turun sekitar 0,2 persen, sementara Nasdaq 100 (NQ=F) juga melemah 0,2 persen akibat pengumuman Trump tentang tarif baru.

  • Ancaman shutdown pemerintah ASPertemuan Trump dan Partai Republik dengan Demokrat di Gedung Putih gagal menghasilkan kesepakatan pendanaan, meningkatkan kemungkinan shutdown pemerintah AS untuk pertama kalinya sejak 2019.

  • Dampak pada data ekonomi dan kebijakan Federal ReserveLaporan ketenagakerjaan September menjadi acuan penting bagi Federal Reserve dalam menentukan arah kebijakan suku bunga. Data lowongan

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pasar saham Amerika Serikat menghadapi tekanan pada awal minggu ini. Para investor menimbang dampak dari langkah-langkah terbaru Presiden Donald Trump yang memberlakukan tarif tambahan, sekaligus risiko terjadinya shutdown pemerintah.

Ketidakpastian ini membuat futures saham utama seperti Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq 100 melemah, sementara pasar global juga menatap perlambatan ekonomi di Asia.

1. Futures saham AS melemah

Ilustrasi pasar saham (freepik.com)

Futures Dow Jones Industrial Average (YM=F) dan S&P 500 (ES=F) turun sekitar 0,2 persen, sementara Nasdaq 100 (NQ=F) yang sarat saham teknologi juga melemah 0,2 persen.

Pelemahan ini menyusul pengumuman Trump tentang tarif baru pada kayu, produk timber, dan berbagai jenis furnitur. Investor khawatir bahwa eskalasi tarif ini akan memperlambat perdagangan global, terlebih data terbaru menunjukkan pabrik-pabrik di China dan Jepang masih mengalami perlambatan produksi.

2. Ancaman shutdown pemerintah AS

Presiden AS Donald Trump (instagram.com/potus)

Pertemuan Trump dan Partai Republik dengan Demokrat di Gedung Putih gagal menghasilkan kesepakatan pendanaan, meningkatkan kemungkinan shutdown pemerintah AS untuk pertama kalinya sejak 2019.

Wakil Presiden JD Vance menyatakan, “Saya rasa kita menuju shutdown.” Jika terjadi, Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) akan menghentikan operasionalnya, sehingga rilis data ekonomi penting, termasuk laporan nonfarm payrolls, bisa tertunda. Hal ini menambah ketidakpastian bagi pasar saham dan keputusan investasi.

3. Dampak pada data ekonomi dan kebijakan Federal Reserve

Gedung Federal Reserve (instagram.com/federalreserveboard)

Laporan ketenagakerjaan September menjadi acuan penting bagi Federal Reserve dalam menentukan arah kebijakan suku bunga. Data lowongan pekerjaan JOLTS dan tingkat kepercayaan konsumen juga menjadi fokus investor.

Jika shutdown terjadi, ini bisa menjadi informasi terakhir dari BLS untuk sementara waktu, yang membuat pasar semakin waspada terhadap volatilitas dan risiko investasi jangka pendek.

Fakta-fakta ini menunjukkan bahwa investor perlu berhati-hati dan terus memantau perkembangan tarif impor serta keputusan politik di Washington. Ketidakpastian pasar menuntut strategi investasi yang lebih matang, terutama bagi mereka yang bergantung pada data ekonomi untuk membuat keputusan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team