Penyaluran Kredit Perbankan Tumbuh 11,4 Persen pada Agustus 2024

Intinya sih...
- Penyaluran kredit perbankan Agustus 2024 mencapai Rp7.508 triliun, tumbuh 11,4% (yoy), namun mengalami penurunan dari bulan sebelumnya.
- Rasio kredit macet (NPL) turun tipis di angka 2,26%, NPL net turun menjadi 0,78%, dan kredit dalam risiko turun menjadi 10,17% pada Agustus 2024.
- Total Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan tumbuh 7,01% (yoy) pada Agustus 2024, menyebabkan loan to deposit ratio (LDR) naik menjadi 86,8%.
Jakarta, IDN Times - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan penyaluran kredit perbankan pada Agustus 2024 tembus Rp7.508 triliun, tumbuh 11,4 persen secara year on year (yoy).
Namun, jika dibandingkan Juli 2024, ada penurunan pertumbuhan kredit perbankan yang mencapai Rp7.515 triliun atau tumbuh 12,4 persen (yoy).
Meski begitu, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae mengatakan pertumbuhan tersebut masih menunjukkan capaian yang positif.
“Pertumbuhan kredit per Agustus 2024 masih melanjutkan catatan double digit growth,” kata Dian dalam konferensi pers hasil rapat dewan komisioner (RDK) bulanan OJK, Selasa (1/10/2024).
1. Rasio kredit macet turun tipis
Dari sisi kualitas kredit, Dian melaporkan rasio kredit macet atau non-performing loan (NPL) gross pada Agustus 2024 di angka 2,26 persen, turun tipis dibandingkan Juli 2024 yang di angka 2,27 persen.
Kemudian, NPL net pada Agustus 2024 ialah 0,78 persen, turun dari Juli 2024 yang di angka 0,79 persen. Lebih lanjut, kredit dalam risiko atau loan at risk (LAR) pada Agustus 2024 di angka 10,17 persen, turun dari Juli 2024 yang di angka 10,27 persen.
2. Pertumbuhan DPK melambat
Adapun total Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan pada Agustus 2024 mencapai Rp8.650 triliun, tumbuh 7,01 persen (yoy). Dibandingkan dengan bulan sebelumnya, pertumbuhannya melambat. Pada Juli 2024, DPK tercatat mencapai Rp8,687 triliun, tumbuh 7,72 persen (yoy).
Hal itu menyebabkan loan to deposit ratio (LDR) pada Agustus 2024 mencapai 86,8 persen, naik dari bulan sebelumnya yang masih di angka 86,51 persen.
3. Pelambatan pertumbuhan DPK dinilai mencerminkan kinerja dunia usaha membaik
Dian mengatakan, pelambatan pertumbuhan DPK justru menunjukkan kinerja dunia usaha meningkat, karena dana di perbankan lebih banyak disalurkan untuk kredit usaha.
“Pertumbuhan DPK yang lebih rendah dibandingkan kredit mencerminkan kebutuhan ekspansi usaha yang lebih tinggi dibandingkan kebutuhan menyimpan dana yang coba mencerminkan normalisasi dunia usaha,” tutur Dian.