Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi uang (pexels.com/Engin Akyurt)

Di dalam dunia investasi deposito dan juga obligasi merupakan dua instrumen yang kerap dijadikan sebagai pilihan oleh banyak orang karena dianggap lebih aman dan stabil. Walau keduanya sama-sama berorientasi pada pertumbuhan dana, namun ternyata masing-masing tetap memiliki mekanisme, karakteristik, dan juga tingkat risiko yang berbeda satu sama lain.

Memahami perbedaan antara deposito dan obligasi tentu merupakan langkah penting agar para investor bisa menentukan sendiri pilihan yang paling sesuai dengan tujuan keuangan dan juga profil risiko yang dimiliki. Tanpa adanya pemahaman jelas, maka bisa menempatkan dana pada instrumen yang tidak selaras dengan kebutuhan. Oleh sebab itu, simaklah beberapa perbedaan antara deposito dan obligasi yang wajib diketahui oleh para investor pemula.

1. Tingkat risiko dan jaminan keamanan dana

ilustrasi deposito (pexels.com/Sergei Starostin)

Deposito merupakan produk simpanan berjangka yang dikeluarkan oleh bank dan telah dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hingga batas waktu tertentu, sehingga risiko akan kehilangan dana pun jauh lebih kecil. Sementara untuk obligasi merupakan surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau korporasi dengan tingkat risiko yang lebih tinggi karena memang tidak dijamin oleh LPS.

Risiko obligasi sebetulnya bisa berasal dari potensi gagal bayar oleh penerbit atau fluktuasi harga di pasar sekunder yang bisa saja menimbulkan kerugian apabila dijual sebelum jatuh tempo. Tidak heran bagi para investor yang mungkin lebih mengutamakan pada keamanan dana, maka deposito dianggap sebagai pilihan yang lebih konservatif jika dibandingkan obligasi.

2. Potensi imbal hasil

Editorial Team

Tonton lebih seru di