Setelah pemilu usai dan Donald Trump resmi kembali menjabat sebagai Presiden AS, para investor kini menanti dampak kebijakan ekonomi yang akan diterapkan pada 2025 terhadap pasar modal. Banyak analis memperkirakan koreksi pasar akan terjadi dalam waktu dekat—namun bukan semata akibat hasil pemilu 5 November lalu.
Menurut Robert R Johnson, PhD, CFA, CAIA, profesor keuangan dari Heider College of Business, Creighton University, sebagaimana dilansir GOBankingRates, potensi koreksi di masa jabatan kedua Trump lebih karena siklus alami pasar. “Koreksi adalah peristiwa yang sangat umum terjadi, bukan karena risiko kebijakan lebih tinggi atau rendah, tetapi karena itulah sifat pasar saham,” ujarnya.