Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
foto Garibaldi "Boy" Thohir
foto Garibaldi "Boy" Thohir (essa.id)

Intinya sih...

  • Adaro Energy Indonesia (ADRO) menjadi "kapal induk" utama dalam kerajaan bisnis Boy Thohir di sektor energi terintegrasi.

  • Adaro Minerals (ADMR) fokus pada penambangan metallurgical coal dan proyek smelter aluminium dengan stabilitas performa saham yang tinggi.

  • Merdeka Copper Gold (MDKA) adalah perusahaan tambang emas dan tembaga kelas dunia dengan harga saham dinamis mengikuti tren kenaikan harga emas global.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Garibaldi "Boy" Thohir bukan sekadar nama besar dalam daftar orang terkaya Indonesia, melainkan sebuah "brand" jaminan mutu bagi para investor di Bursa Efek Indonesia. Strategi investasinya yang agresif namun terukur membuat pergerakan saham milik Boy Thohir selalu dinanti dan diikuti oleh banyak pelaku pasar, baik ritel maupun institusi besar. 

Kejeliannya dalam melihat peluang, mulai dari batu bara, emas, nikel, hingga energi bersih, menjadikan portofolionya sangat relevan untuk kamu pelajari sebagai referensi investasi jangka panjang. Tak hanya mengandalkan satu sektor, Boy melakukan diversifikasi yang cerdas untuk menyeimbangkan risiko dan potensi keuntungan yang maksimal di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Bagi kamu yang ingin mencicipi manisnya cuan dari tangan dingin sang konglomerat, berikut adalah lima saham andalannya yang wajib masuk radar pantauanmu.

1. Adaro Energy Indonesia (ADRO)

foto Adaro Energy Indonesia (adaroindonesia.com)

PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) tetap menjadi "kapal induk" utama dalam kerajaan bisnis Boy Thohir yang bergerak di sektor energi terintegrasi. Pada 2025 ini, ADRO telah melakukan transformasi signifikan dengan memisahkan bisnis batu bara termalnya ke entitas baru (AADI) demi fokus pada energi hijau dan diversifikasi bisnis yang lebih ramah lingkungan.

Boy Thohir tercatat sebagai Presiden Direktur sekaligus pemegang saham pengendali dengan kepemilikan langsung sekitar 6,18 persen dari total saham beredar yang mencapai sekitar 31,9 miliar lembar saham. Kinerja saham ADRO hingga November 2025 masih sangat solid, didukung oleh pembagian dividen jumbo yang konsisten menjadi daya tarik utamanya bagi investor pencari passive income.

Saat ini, harga saham ADRO diperdagangkan di kisaran Rp3,7 ribu hingga Rp3,8 ribu per lembar, dengan kapitalisasi pasar (Market Cap) yang sangat besar, mencapai lebih dari Rp118 triliun. Meskipun harga batu bara dunia sudah gak setinggi saat boom komoditas beberapa tahun lalu, efisiensi operasional yang dilakukan manajemen membuat ADRO tetap mampu mencetak laba bersih yang impresif dan menjaga neraca keuangannya tetap sehat, kok.


2. Adaro Minerals (ADMR)

foto PT Adaro Minerals (adaroindonesia.com)

Anak usaha Adaro yang satu ini, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), menjadi bintang terang di portofolio Boy Thohir sejak IPO pada awal 2022 di harga Rp100 per saham. Fokus utama ADMR adalah penambangan metallurgical coal (batu bara kokas) yang sangat dibutuhkan untuk pembuatan baja, serta proyek smelter aluminium yang menjadi bagian dari transisi energi nasional.

Dengan jumlah saham beredar sebanyak 40,8 miliar lembar, ADMR sukses menarik minat investor asing karena margin labanya yang tebal dan prospek permintaan baja yang pulih di 2025. Performa saham ADMR di 2025 menunjukkan stabilitas di level yang cukup tinggi dibandingkan harga IPO-nya, bergerak di kisaran harga Rp1,3 ribu hingga Rp1,4 ribu per lembar.

Kapitalisasi pasarnya kini menembus angka Rp55 triliun, menjadikannya salah satu emiten mid-big cap yang disegani di sektor material dasar. Boy Thohir melalui Grup Adaro terus mendorong ekspansi ADMR, terutama dalam penyelesaian proyek aluminium di Kalimantan Utara yang digadang-gadang akan menjadi sumber pendapatan baru yang masif mulai tahun depan, lho.

3. Merdeka Copper Gold (MDKA)

foto area PT Merdeka Copper Gold Tbk (merdekacoppergold.com)

Di luar Grup Adaro, Boy Thohir memiliki kepemilikan strategis di PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) melalui sarana investasi Provident Capital dan kemitraan strategis lainnya. MDKA adalah perusahaan tambang emas dan tembaga kelas dunia yang mengoperasikan Tambang Tujuh Bukit di Banyuwangi dan Proyek Emas Pani di Gorontalo yang sangat potensial.

Perusahaan ini memiliki jumlah saham beredar sekitar 24 miliar lembar dan dikenal sebagai salah satu emiten tambang dengan tata kelola (GCG) terbaik di bursa.

Memasuki akhir 2025, harga saham MDKA bergerak dinamis mengikuti tren kenaikan harga emas global yang sempat menyentuh rekor tertingginya (All Time High). Saham ini diperdagangkan di level Rp2.400-an dengan kapitalisasi pasar raksasa sebesar Rp57 triliun, mencerminkan kepercayaan pasar terhadap cadangan mineralnya yang melimpah.

Bagi kamu yang ingin lindung nilai (hedging) aset terhadap inflasi sekaligus mendapatkan potensi capital gain, saham MDKA yang dikawal Boy Thohir ini sering menjadi rekomendasi utama para analis sekuritas.

4. Merdeka Battery Materials (MBMA)

foto PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) (merdekabattery.com)

PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) merupakan anak usaha MDKA yang dikhususkan untuk menggarap hilirisasi nikel dan rantai pasok baterai kendaraan listrik (EV). Melantai di bursa (IPO) pada April 2023, perusahaan ini langsung menjadi sorotan karena asetnya yang terintegrasi dari tambang nikel hingga smelter RKEF dan pabrik nikel matte.

Boy Thohir melihat MBMA sebagai kendaraan investasi untuk menangkap peluang dari revolusi kendaraan listrik global yang permintaannya terus menanjak di 2025. Kinerja saham MBMA di 2025 memang cukup menantang akibat volatilitas harga nikel dunia, namun tetap bertahan di level Rp500 hingga Rp600 per saham.

Dengan jumlah saham beredar yang sangat banyak, mencapai lebih dari 108 miliar lembar, MBMA memiliki kapitalisasi pasar sekitar Rp59 triliun, bersaing ketat dengan pemain nikel besar lainnya. Dukungan penuh dari Boy Thohir dan grup Saratoga di belakangnya memberikan keyakinan bahwa MBMA akan menjadi pemain dominan saat ekosistem baterai listrik Indonesia sudah matang sepenuhnya.

5. ESSA Industries (ESSA)

foto PT ESSA Industries Indonesia Tbk (essa.id)

Saham terakhir yang menjadi andalan Boy Thohir adalah PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA), di mana ia menjabat sebagai Presiden Komisaris dan memegang sekitar 5,55 persen saham secara transparan. ESSA bergerak di bidang pengolahan gas bumi menjadi LPG dan Amonia, dan kini sedang gencar mengembangkan Blue Ammonia sebagai bahan bakar rendah karbon masa depan.

Sejak IPO pada 2012, ESSA telah tumbuh menjadi perusahaan petrokimia swasta terbesar dengan kinerja yang sangat efisien. Sepanjang 2025, saham ESSA menunjukkan tren bullish seiring dengan pulihnya harga amonia global dan tingginya permintaan untuk industri pupuk.

Harga sahamnya kini anteng bertengger di kisaran Rp900 hingga Rp1.000, memberikan kapitalisasi pasar sekitar Rp16 triliun bagi perusahaan. Bagi kamu, ESSA menawarkan diversifikasi yang unik karena gak berkutat di tambang galian, melainkan industri hilir gas yang memiliki margin stabil dan prospek cerah dalam peta jalan energi bersih global. Bagaimana menurutmu?

Setelah melihat kelima emiten di atas, terlihat jelas bahwa Boy Thohir gak menaruh semua telurnya dalam satu keranjang, melainkan menyebarnya ke sektor energi, mineral, hingga industri kimia. Kombinasi antara saham "penghasil uang tunai" seperti ADRO dan saham "pertumbuhan tinggi" seperti ADMR dan MBMA menciptakan keseimbangan portofolio yang kokoh.

Memantau saham milik Boy Thohir bisa menjadi langkah awal yang cerdas bagi kamu untuk menyusun strategi investasi yang lebih matang dan berpotensi cuan maksimal. Apakah kamu siap untuk mulai mengikuti jejaknya?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team