Boy Thohir Kurangi Saham di Merdeka Gold Resources, Kenapa?

- Boy Thohir tidak lagi masuk daftar pemegang saham EMAS di atas 5 persen
- Boy Thohir melakukan pelepasan kepemilikan di beberapa perusahaan dan fokus pada kegiatan filantropi.
Jakarta, IDN Times - PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS) melaporkan adanya perubahan signifikan dalam struktur kepemilikan saham perseroan pasca Penawaran Umum Perdana Saham (IPO).
Berdasarkan laporan pemegang saham bulanan per 30 September 2025, porsi kepemilikan publik (free float) emiten meningkat tajam, bersamaan dengan divestasi yang dilakukan oleh salah satu investor strategis, Garibaldi ‘Boy’ Thohir. Menurut laporan tersebut, free float saham EMAS kini diperkirakan mencapai 4,85 miliar lembar saham atau setara dengan 29,9 persen dari total saham beredar.
Angka ini menunjukkan peningkatan hampir tiga kali lipat dibandingkan posisi saat IPO EMAS pada 23 September 2025 ketika saham yang ditawarkan kepada publik berjumlah 1,61 miliar lembar atau sekitar 10 persen.
1. Boy Thohir tidak lagi masuk daftar pemegang saham EMAS di atas 5 persen

Seiring dengan peningkatan porsi publik, laporan yang sama mencatat, Boy Thohir tidak lagi tercantum dalam daftar pemegang saham dengan kepemilikan di atas 5 persen.
Hal ini mengindikasikan bahwa Boy Thohir telah melakukan pelepasan atas seluruh atau sebagian besar kepemilikannya yang sebelumnya. Adapun berdasarkan Prospektus IPO, saham Boy di EMAS berjumlah 905.037.245 lembar saham atau setara 6,21 persen
Peningkatan free float ini merupakan sentimen positif yang signifikan bagi EMAS di pasar modal. Kenaikan porsi saham publik membuka peluang bagi perseroan untuk mendapatkan bobot lebih besar dalam kalkulasi indeks global, seperti MSCI (Morgan Stanley Capital International) yang menggunakan metodologi free float adjusted market capitalization.
Potensi ini diharapkan dapat memperluas basis investor internasional, memperkuat likuiditas perdagangan saham, serta meningkatkan daya tarik EMAS di mata investor institusional.
2. Transisi fokus Boy Thohir

Aksi korporasi ini pun sejalan dengan tren transisi fokus pribadi Boy Thohir. Sebelumnya, kakak dari Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Erick Thohir itu juga telah melepas kepemilikan di PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) pada Agustus 2024.
Selain itu, Boy juga telah mengundurkan diri dari berbagai posisi strategis, termasuk Komisaris di PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) sejak Maret 2022, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) sejak April 2023, dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) sejak Juni 2025. Transisi ini mencapai puncaknya saat dia menyerahkan kepemimpinan operasional Grup Adaro pada Juni 2025 untuk lebih fokus pada kegiatan filantropi.
3. Cadangan emas melonjak 150 persen

Di tengah perubahan struktur kepemilikan, fundamental operasional EMAS menunjukkan penguatan yang solid. Perseroan melaporkan telah memulai aktivitas penambangan perdana (first mining) pada 1 Oktober 2025. Sesuai jadwal, target produksi emas perdana (first gold production) ditetapkan pada kuartal I-2026 dengan proyeksi puncak produksi (peak production) mencapai sekitar 500 ribu ons emas per tahun pada 2032.
Penguatan fundamental ini didukung oleh peningkatan signifikan cadangan dan sumber daya. Presiden Direktur Merdeka Gold Resources, Boyke Abidin menjelaskan, berdasarkan studi teknis terbaru, cadangan bijih emas (ore reserve) tambang emas Pani kini meningkat menjadi 4,8 juta ons, berdasarkan laporan perseroan per 6 Oktober 2025.
"Angka ini 150 persen lebih tinggi dibanding cadangan sebelumnya sebesar 1,9 juta ons, dari kandungan sumber daya mineral (mineral resource) melebihi 7 juta ons," ujar Boyke, dikutip Kamis (9/10).
Sementara itu, total sumber daya (resources) tercatat lebih dari 7 Moz, mencerminkan potensi ekspansi jangka panjang yang kuat.
Secara keseluruhan, Boyke mengatakan kombinasi antara struktur kepemilikan yang lebih terdiversifikasi dan fundamental operasional semakin kokoh menempatkan EMAS dalam fase pertumbuhan baru yang strategis di bawah koordinasi Grup Merdeka.
Sebagai informasi, EMAS dan MBMA merupakan bagian dari ekosistem PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) yang dikendalikan oleh PT Provident Capital Indonesia dan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG).