ilustrasi pinjaman online (IDN Times/Aditya Pratama)
Ini penting banget ya, jadi pinjol itu sangat erat kaitannya dengan yang ilegal. Sebetulnya, kalau saya pribadi, kami dipanggil pinjol juga tidak terima. Kami bilangnya fintech, financial technology. Harusnya, saya merasa teman-teman yang legal tolong jangan memposisikan diri sebagai pinjol, tapi fintech sehingga ketika masyarakat dengar fintech menganggapnya sebagai yang legal dan kalau pinjol adalah yang ilegal.
Sayangnya, hari ini teman-teman penyelenggara cash loan bilang kalau diri mereka adalah pinjol. Buat kami itu berbeda karena kami harus semuanya lengkap dari izin hingga ISO, sedangkan yang pinjol ini bebas saja, tinggal buka aplikasi, kirim link dari SMS, dan orang ngeklik terus gak berapa lama langsung cair uangnya. Jadi, ini praktiknya berbeda banget.
Nah saya perlu gambarin ke teman-teman kalau yang legal itu aksesnya yang boleh diberikan hanya CaMiLan. Ketika teman-teman mendaftar di sebuah aplikasi, biasanya yang legal hanya boleh mengakses tiga hal, namanya CaMiLan. Ca itu camera, Mi itu microphone, dan Lan itu location. Kenapa tiga hal ini? Pertama kamera, kamera adalah untuk selfie dan untuk facial recognition.
Kan kita diminta selfie dengan KTP. Ketika hal tersebut terjadi, mesin akan melihat wajah kita yang ada dengan di KTP sama atau tidak. Kecerdasan buatan bisa memastikan 99 persen wajah orang dengan yang ada di KTP walaupun misalnya tampilan wajah orang tersebut sudah berbeda dengan yang ada di KTP misal saya yang sekarang rambutnya botak dan memiliki jenggot.
Lalu berikutnya dari wajah yang ada di KTP nyambung ke nomor KTP-nya, ditembak ke Dukcapil, apakah foto yang ada di KTP dengan nomornya adalah orang yang sama karena bisa saja orang memalsukan KTP. Nomornya ada, tetapi foto diedit dan diganti atau pemalsuan. Jadi, ini bisa memvalidasi apakah KTP tersebut asli atau tidak sesuai catatan di Dukcapil. Nah itu yang tadi pertama, kamera untuk melakukan KYC atau 'know your customer atau untuk verifikasi.
Kemudian yang kedua adalah microphone, ini tujuannya adalah untuk menarik yang namanya biometrik. Biometrik ini ada banyak ya, ada sidik jari, retina mata, dan suara kita makanya teman-teman sering mendengar apakah Anda setuju dibiayai, bilang setuju, setuju. Nah itu adalah fungsi biometrik, menyamakan data kita sebagai yang menyampaikan suara dengan database mereka. Nanti ketika terjadi sesuatu itu matching dengan data yang ada.
Yang terakhir adalah location. Location ini adalah untuk trace kehadiran kita. Misalkan kita bilang KTP kita ada di Jakarta Barat, tapi kok tiap malam berdasarkan HP-nya kok ada di Jakarta Timur. Ada yang gak matching nih sehingga penyelenggara fintech bisa melakukan validasi ulang. Itulah yang dimaksud dengan CaMiLan, sedangkan yang ilegal di luar CaMiLan itu akses sampai ke semuanya, contact kita, messages kita bahkan storage kita. Buat apa? Buat melakukan credit scoring namanya. Nah seperti apa praktik credit scoring ini?
Jadi misalkan di kontak kita, hari ini Ronald jumlah missed call-nya berapa banyak, wah sampai 100. Pertanyaannya dibalas atau gak? Kalau dibalas mungkin dia orang sibuk ya seharian lagi meeting segala macam jadi tidak sempat. Namun, ketika dilihat sudah sampai 50 missed call 100 missed call gak dibalas jangan-jangan dicariin orang. Jadi itu nilainya berkurang.
Lalu kedua dengan melihat di Message. Di message mereka akan lihat berapa kali muncul kata-kata “Bayar Tunggakan Anda.” Sekali muncul nilainya tinggal 9, dua kali muncul nilainya tinggal 8 dan seterusnya sehingga terciptalah yang namanya metadata, algoritma yang menyatakan orang ini walaupun belum pernah ketemu, dia aman untuk dibiayai atau orang ini sangat berisiko dipinjamkan.
Nah, problemnya bukan di situ. Problemnya adalah ketika terjadi peminjaman lalu gagal bayar. Apa yang mereka lakukan? Mereka akan balik lagi ke storage kita, ke gallery kita, diambil foto kita, pasangan kita atau orang terdekat kita. Itu bahkan tak jarang diedit dan setelah diedit dengan gambar-gambar tidak baik.
Kemudian, mengancam yang meminjam kalau sampai jam deadline tidak dibayarkan maka foto yang sudah diedit tidak baik itu akan disebar ke kontak yang ada di ponsel peminjam. Itu bisa membuat panik dan tekanan mental luar biasa ke peminjam uang penyelenggara fintech ilegal.
Makanya banyak masyarakat yang bunuh diri dan ternyata setelah diinvestigasi orang-orang yang bunuh diri tersebut bukan hanya dikejar satu pinjol, melainkan 15 sampai 20 pinjol.
Kenapa ini bisa terjadi? Misal dia dapat pinjaman 3 juta, tapi yang ditransfer cuma 2,5 juta karena katanya dipotong biaya admin. Namun, bunganya berasal dari pinjaman yang 3 juta, bukan berdsasarkan 2,5 juta dengan 1 persen sampai 6 persen per hari. Jadi ini jebakan banget, jebakan betmen bahasa kerennya.
Nah ketika semakin berbunga, misalnya tagihan sampai 6 juta, padahal kita udah bayar 2,5 juta nih. Masih ada 3,5 juta yang belum lunas maka ini akan berbunga terus, panik dong? Padahal kan sudah lunas. Nah dia kemudian meminjam lagi ke pinjol lainnya untuk menutup gagal bayar itu. Yang awalnya dikejar satu debt collector, jadi dikejar 16 debt collector, stres. Itulah kenapa banyak sekali korbannya.