TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

[Puisi] Teduhnya Matamu

Ayah, kau tetap meneduhkan bagiku

unsplash.com/Derek Thomson

Matamu selalu pancarkan keteduhan
Yang membuatku ingin menatapnya lebih dalam
Kuharap mata itu tak kan pernah menjadi sayu
Meski waktu menggerogoti kebalnya tubuhmu 

Ayah, usiamu kini semakin senja, 
Nada bicaramu mulai terbata-bata
Bibirmu pun tak mampu tersenyum dengan sempurna, 
Kegagahanmu telah memudar tak lagi segar

Guratan yang saling terhubung dipipimu semakin bertambah
Membuatmu nampak tua nan lemah
Tapi, bisakah matamu tetap pancarkan keteduhan?
Sebab, aku ingin menatapnya tuk pahami arti kehidupan

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Bolehkah kupinta pada Tuhan, 
Agar tidak menjemputmu saat mata kita saling bertemu, 
Bisakah kumohon pada Tuhan, 
Agar tidak hentikan nafasmu saat kau lelah berada di atas ranjang

Aku tahu, waktu pasti kan membawamu pergi
Aku mengerti, suatu saat kita tak bisa saling bertatapan lagi
Tapi, bisakah kau bertahan tuk lewati hari esok
Sampai matamu yang meneduhkan itu tak kuasa tuk terbuka lagi

Baca Juga: [PUISI] Selembar Kebahagiaan

Verified Writer

Keza Felice

Author | Content Writer | Ghost Writer | Ig: @Keza236_queen

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya